10/11/2008

"pertemuan"

Setelah seharian aku puas tertidur dan beristirahat dari lelah sepanjang perjalanan Jakarta-Kediri aku mulai tersadar dan langsung bergegas, aku tak ingin menyia-nyiakan waktu yang sedikit ini.

Senja ini aku bagitu rapi, didepan cermin aku lihat wajahku hmm dan sepertinya sudah rapi. Aku memang sengaja dandan secantik mungkin untuk bersiap-siap menemui seseorang. Aku pilih setelan baju warna hitam nan cantik, tak lupa aku rol rambutku agar terlihat lebih rapi, juga tak lupa aku semprotkan parfum dengan aroma feminin pemberian mama. Sekali lagi aku bercermin dan ok! Semua tampak sempurna..tinggal memilih sendal ynag cocok, tak lupa sebelum berangkat aku memotong sekuntum bunga mawar didepan rumah untuk aku persembahkan pada seseorang itu.

Sepanjang jalan motorku melaju begitu lamban, aku sengaja karena ingin menikmati udara yang segar dan langit yang begitu cerah, hmm rasanya sudah lama sekali tak menghirup udara sebersih ini. Aku melewati sepanjang jalan yang begitu banyak kenangan masa kecilku..pohon-pohon tinggi yang tumbuh sejalan denganku, sebuah buk –penutup jalan untuk air sungai- dimana aku dan teman-teman kecilku menghabiskan waktu menunggu buka puasa setelah mengaji, dan jalan yang kulihat makin menyempit ini karena sawah-sawah milik penduduk sepertinya semakin melebar kejalan setapak ini. Sepanjang jalan pikiranku menerawang kebeberapa tahun lalu, sekarang memang tak banyak yang berubah dari tempat ini hanya yang tadinya jalan setapak menjadi sedikit bebatuan karena jalan didepan rumah akan diaspal, dan aku rasa satu-satunya yang sangat berubah adalah aku tak punya teman lagi disini, entah kemana sahabat-sahabat kecilku itu, katanya mereka sudah pada ikut suami masing-masing dan mengurus anak mereka *aku tersenyum saat ada yang mengatakan seperti itu.

Tanpa terasa aku sudah sampai pada tempat yang aku tuju untuk menemui seseorang. Aku mulai memakirkan motorku, semua tampak penuh debu ketika aku menyusuri setiap langkahku, aku mulai bingung ada yang berubah meskipun aku sangat ingat dimana tempatnya, sampai aku temukan warna kesukaanya menjadi warna rumahnya sekarang. Setelah aku temukan aku duduk didepanya, aku persembahkan sekuntum mawar merah yang aku bawa, “ tadinya aku ingin membawa satu ikat mawar Pa tapi mawar didepan rumah belum banyak yang berbunga, melatinya juga demikian karena hujan belum turun..maaf ya Pa”. Sejenak aku diam dan mulai berbicara lagi “Papa apa kabar? Sudah lama sekali kita enggak ngobrol, maafkan setahun yang lalu adek nggak nengokin Papa, kadang-kadang datang kesini bukan suatu jawaban untuk rasa kangen adek, justru membuat segalanya semkain rapuh, Papa pasti mengerti”. Ah..begitu banyak yang aku ingin ceritakan sama Papa, tentang pekerjaan, pengalaman-pengalamanku, teman, juga belahan hatiku. Rasanya ingin meminta banyak pendapat juga dari Papa. “ Pa, aku sangat mencintai Papa dan entah bagaimana cara untuk mengungkapkannya, terkadang rasa kangen ini terasa begitu sangat berat untuk ditanggung, maaf aku menangis setiap kali datang kesini meski katanya itu tak boleh tapi aku rasa Papa akan mengerti. Aku harusnya juga malu setiap datang kesini selalu meminta maaf sama Papa, untuk banyak hal aku mungkin membuat kecewa Papa, aku merasa belum menjadi apa-apa dan terlalu banyak kesalahan yang aku buat, tapi aku harap Papa tetap mencintaiku dengan segala apa adanya, seperti aku sangat mencintai Papa, *rasanya sangat ingin dipeluk Papa saat ini, andai Tuhan mengijinkan sebentar saja* . Semakin lama aku dia disini akan kambuh lagi penyakit lamaku, SESAK. “Pa aku pamit dulu ya, karena aku bingung terlalu bnayak yang ingin aku sampaikan tapi toh Papa hanya diam saja, berdoa untuk Papa dari jauh akan sama saja kan? nanti menjelang lebaran aku akan datang lagi..”

Sambil menaha air mata aku menuju motorku, aku rasa aku sudah sangat siap untuk banyak bercerita kepada Papa lagi tapi nyatanya selalu sama, semakin lama disini semakin membuatku kehilangan kekuatan. Aku mulai menstarter motorku dan kembali kerumah seiring dengan senja.

9/21/2008

Inspirasi Mbah Mardi & Mbah Ginem

Hmmm sebelum memulai menuliskan uneg-uneg ini ada baiknya jika aku menjelaskan sedikit tentang perubahan blog ini, seputar blog yang aku tulis tentunya. Aku ingin memulai mengkhususkan tulisan blog ini tentang berbagai pengalaman hidup, bukan berarti tentang hal lain mulai tidak penting bagiku...soal cinta, gaya hidup dan bla bla bla tentunya sudah banyak dituliskan orang lain. Disini aku juga tidak ingin sesuatu hal yang nampak heboh apalagi saling berlomba-lomba menghias blog, berkomentar dan yang lainnya. Blog ini aku dedikasikan terutama pada diri sendiri sebagai pengingat bahwa hidup yang aku miliki sangatlah lebih dari cukup dan patut disyukuri.
Tentu saja hidup yang aku miliki sangat patut untuk disyukuri, berulang kali mengingat kadangkala betapa sombongnya dan tak pernah merasa cukup atas apa yang aku dapat, apalagi ketika melihat kekanan dan kekiri, sekeliling selalu nampak bergelimang. Gaya hidup manusia modern yang serba kurang dengan adanya hal-hal baru dan masih banyak lainnya, hingga kadang-kadang lupa bahwa jauh dibelakang sana masih banyak sodara-sodara ku yang masih sangat kekurangan dalam hidupnya. Saat melihat kisah hidup sepasang manusia yang telah lanjut usia, Mbah Mardi dan Mbah Ginem tanpa terasa air mataku tak bisa ditahan, dengan usia yang tak muda lagi mereka harus tetap berjuang untuk hidupnya, sangat berseberangan dengan gaya hidup seorang eyang yang kaya raya -ini hanya sebuah perbandingan disisa hidup mereka yang dihabiskan untuk berjalan-jalan keliling dunia, memburu barang koleksi atau sekedar mengecek beribu-ribu anak perusahaan, ya ini memang bukan sebuah kesalahan karena hidup, rejeki,jodoh dan mati sudah ada yang mengatur, hanya saja disini aku ingin menggambarkan bahwa kadang-kadang nasib dan keberadaan itu terlihat tak adil (terilhat bukan berarti bukan).
Mbah Mardi hanyalah pembuat cobek, bayangkan cobek yang terlihat sepele dan murah itu harus dibuat dari batu yang berasal dari bukit-bukit batu yang jaraknya berkilo-kilo meter dari rumahnya, panas terik tak membuat semangat itu menyerah, dengan sebuah linggis besi dimulailah memecah sampai memahat batu tersebut menjadi cobek. Diusianya yang rentan itu sehari hanya mampu menghasilkan 2 sampai 3 cobek, ketika cobek itu selesai maka Mbah Ginem yang menjualnya ke pasar, denga menggendong cobek batu dan berjalan kepasar yang jaraknya tentu saja tidak dekat Mbah Ginem hanya memperoleh uang 11 ribu, hhhmmm uang segitu terasa tak sebanding dengan waktu tenaga dan perjuangan membuat cobek tersebut. Bila diingat dalam sehari aku bisa membuang uang 10 ribu hanya untuk membeli sebuah minuman ringan, atau membeli pulsa, hhhmm aku menyebutna nilai uang yang sedikit.
Mbah Mardi dan Mbah Ginem tak mampu membeli beras, sehingga mereka makan hanya dengan tiwul - tiwul adalah makanan yang terbuat dari singkong yang dikeringkan- bagi kita makan tiwul memang enak karena kita menyebutnya camilan, tapi bagi mereka itu adalah makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari, jadi dimana gizinya? kehidupan Mbah Mardi dan Mbah Ginem hampir tak bisa dibedakan dengan hidup pada masa zaman penjajahan. Melihat ini hatiku kelu, bagaimana tidak..setiap hari aku bisa dengan mudah membeli makanan yang aku inginkan, bisa sekali mengeluarkan lembar puluhan ribu hanya untuk satu jenis makanan atau sekedar minum kopi dan tragisnya makanan itu cenderung tak habis aku makan dan akhirnya aku buang, ah betapa buruknya kebiasaanku.
Mbah Mardi dan Mbah Ginem memang tampak mensyukuri hidupnya sepertinya hidupnya tanpa banyak keluhan, tak sepertiku yang terlalu banyak betenya karena kurang ini itulah, satu handphone tak cukup, tak ada internet kelimpungan, anyak baju masih saja kurang..hhhhh hadoohhh parahlah.
Insya Allah dengan melihat pengalaman hidup Mbah Mardi dan Mbah Ginem hidup dan kebiasaanku semakin membaik, terimakasih Mbah Mardi dan Mbah Ginem.
Semoga Allah selalu menjaga.

9/07/2008

Pengganti coffe break

Hmmmm 1.36..siang, terik, ngantuk, malas, moody :)
tapi syukurlah kali ini tanpa keluhan...daripada banyak mengeluh lebih baik waktu yang senggang digunakan untuk hal-hal yang baik seperti posting my blog, meskipun masih sangat acak2an karena malas nya mengutak-ngutik blog ini hahaha jangankan blog, side job ajah masih teranggurkan hihihi. Tapi Insya Allah akan segera tertangani, setelah minum obat cacing diharapkan mataku lebih tahan dari kantuk dan siap untuk begadang.

Well, tadinya bahasan tentang ini..(cieee bahasan cuy..hekhek) aku tulis semalam tapi berhubung semalam sudah kehabisan kata-kata maka tertunda sampai detik ini, toh belum basi kok :P.

Semalem sampe aku memaksakan mataku untuk membaca buku "Rahasia Tuhan" dan lagi-lagi baru beberapa lembar sudah terasa berat, bukan hanya mataku tapi otakku. Bahasa dan bahasannya terlalu berat, tapi makin membuatku penasaran. Apalagi setelah panjang lebar berdiskusi dengan purple soal Islam, waaah kalo saja bisa diabadikan saat kami serius membahas ini, pasti potretnya akan menunjukkan bibirku yang monyong 5 cm didepan layar laptopku. Saling beragument membahas dan aku yang banyak bertanya sampai kliengan.
Kalau diceritakan akan sangat panjang sekali, karena pendapat kami yah sesuai kacamata kami sendiri, berbeda hanya saja kami saling menghargai pendapat yang saling berbeda ini, tentu saja karena saling menghargai akan menciptakan keharmonisan.

Tapi obrolan kami semalam sangat bermanfaat kok, aku juga tak hentinya bersyukur pada Tuhan lewat seseorang aku diingatkan. Bahwa harus lebih baik kedepannya dan dimulai dari sekarang, menjaga marwah sebagai wanita dan selalu berusaha dalam lingkungan yang baik.

Sekali lagi makasih purple...tidak ada kata terlambat jika kita mau berubah, termasuk purple juga aku.
Kata terakhir "Sampai ketemu di Surga, dengan meraih tiketnya dari sekarang".

Everybody changed...semoga konsisten :)

18.44 "Inspirasi mbah wasini"

Barusan aku menonton tivi, channel yang terpilih tanpa sengaja transtivi. Entah nama acaranya apa yang pasti bukan sinetron yang hanya menjual banyak mimpi terhadap penontonya. Acara yang aku tonton mengisahkan tentang keluarga kecil, karena hanya terdiri dari mbah Wasini, suaminya dan anaknya. Miris sekali menonton acara ini, semoga bukan hanya menjual kisah hidup sebuah keluarga yang kurang beruntung, tapi benar-benar membuat hati kita terketuk untuk lebih peduli terhadap sekitar, atau setidaknya kita mensyukuri hidup yang sudah kita miliki.
Mbah Wasini yang sudah begitu lanjut usianya bekerja disebuah kebun kopi sebagai mandor, hhmm tapi sebutan mandor hanyalah sebuah penghargaan karena beliau telah bekerja selama 30 tahun, pekerjaanya tetap saja membersihkan kebun kopi yang berhektar-hektar tersebut juga memetik buah kopi saat masa panen tiba. Suami mbah Wasini hanyalah seorang kuli gambut, untuk usianya yang kian senja tentu tidak akan maksimal memboyong gambut seberat itu dari sungai, hhmmm menyedihkan memang. Dilain sisi pasangan tua ini memiliki anak yang sakit-sakitan, anak perempuan dengan usia yang sangat matang tapi tak begitu bisa diharapkan danmalah sebaliknya anak ini tentu masih membutuhkan penjagaan kedua orang tuanya jika sewaktu-waktu sakitnya kambuh. Yang lebih menggetarkan hati, jangankan untuk pergi piknik sekeluarga, dalam kehidupan mbah Wasini untuk makan dengan telur atau setidaknya makan dengan lengkap saja sulit dilakukan.
Memang ini bukan hal yang baru dalam masayarakat di negara tercinta kita ini, dan aku disini juga bukan sedang menghakimi hal yang lebih luas mencakup kewajiban pemerintahan kita ataupun tentang perbaikan ekonomi, tidak!. Aku hanya ingin melihat ini dari sisi rasa kemanusiaanku sendiri, dan dalam rangka mensetting kepekaan diriku. Sebagai seorang yang diberi nikmat lebih dari mereka harusnya syukur yang aku milikipun berlebih pula. Jika hanya melihat keatas dan selalu melihat apa yang belum sempat dimiliki, rasanya hidup takkan pernah puas, dan merubah diri sendiri menjadi manusia yang angkuh dan egois. Manusia tanpa keinginan dan pencapaian tentu saja sama dengan mati, dan hidup tanpa nafas untuk menikmati hari esok, tetapi target dan ambisi tanpa diiringi rasa syukur atas apa yang sudah dimiliki juga sama halnya dengan manusia tanpa rasa, seperti menelan makanan dengan cepat dan ingin berganti menu yang lain.
Hmm aku tidak ingin menggurui siapapun, aku hanya belajar melunakkan hati dan berusaha mensyukuri atas apa yang sudah aku miliki. Sesuatu yang belum aku miliki biarlah mengalir seiring usahaku dan tentunya telah disesuaikan dengan porsiku.
Bersyukur dan menjaga yang telah kita miliki....terimaksih Tuhan, segalanya begitu pas dengan takaran, waktu dan tempatnya. :)

"pasien pertama"


namanya wungu, dia sedang menyuguhkanku secangkir kopi susu hangat karena dia tau hanya itu yang bisa dibayarkan atas waktuku untuk mendengarkan segala ceritanya. Awalnya dia hanya mengatakan, rasanya tidak sedang berpijak dibumi, badannya menari-nari diangkasa. Entah, mungkin bahagia..tapi dia juga tidak paham tepatnya apa rasa itu. karena bahagia dan kesedihan sangat berbeda tipis jaraknya.
sesekali dia berbecerita dengan melebarkan senyumnya, dan bisa dipastikan dia sangat bahagia. "Aku tidak pernah tahu apakah dia seseorang yang dikirim oleh Tuhan, apakah dia seorang belahan jiwa untukku. Aku memang baru tahu tentang dia, tapi rasanya sudah bertahun-tahun mengenalnya. rasanya begitu yakin atas apa yang ada pada dirinya, dan aku tidak pernah seyakin ini. sebelum bertemu aku sudah melihat matanya, ini begitu janggal bukan?? tapi itulah yang aku rasakan. saat itu yang aku miliki hanya sekedar rasa ketertarikan, simpati dan kekaguman. Dan sangat tidak mungkin untukku mencintai apalagi ingin memiliki. Saat bertemu dia, semuanya mengalir begitu saja. aku merasa nyaman dan merasa menemukan sesuatu. Sekalipun dalam benaknya sungguh aku tidak dapat membaca. Baginya aku ini apa dan siapa, entahlah! yang aku rasakan hanyalah penuh kesyukuran karena Tuhan yang baik telah menemukan dia untukku. Dia begitu unik dan indah dimataku. semua manusia memang unik, tapi tak semua bisa merasuki ku. Saat didekatnya aku merasa begitu aman, meskipun aku sangat mengerti ini semua akan berlalu, mungkin besok. Karnanya aku ingin meminjam waktu pada Tuhan, atau mohon hentikan sejenak waktu ini, biar dia tak berlalu dariku. Aku sudah berusaha menahan erat-erat kerapuhanku, sampai saat dia berlalupun, tapi semakin aku tahan semakin memilukan. Hingga pada titik dimana semua memuncak, air mataku terjatuh seiring badanku. Aku tidak menyesal karena dia membawa sebagian dari diriku, tapi aku takut takkan bisa melihatnya lagi.sesuatu yang membuatku bahagia adalah’ ya, aku jatuh cinta kini ‘dan aku bisa bertahan dengan kenangan-kenangan yang aku buat bersamanya.terimakasih Tuhan.."
begitu dia menutup ceritanya untukku, dia tersenyum tapi airmatanya jatuh…dan aku, pura-pura menikmati kopi susu yang mendingin, saat menelannya tenggorakanku terasa sakit…aku seperti ikut masuk kedalam ceritanya.
cinta yang sempurna bisa saja di ungkapkan dengan cara yang tidak sempurnadan manusia yang tidak sempurna sepertiku hanya bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu..
Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.
2

Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.

Hari ini terlalu indah bagiku, ingin aku ukir namaku dan namanya dipohon-pohon tanpa daun itu, seperti yang dilakukan orang-orang sebelumnya. Tapi aku tidak sanggup melakukanya, karena bagiku mengukir dalam hati akan lebih berarti, tak perlu semua orang membacanya.

My name is bathrom “orang datang dan pergi”

Aku adalah kamar mandi, yang setiap saat orang keluar masuk kepintuku. Tanpa permisi, ada yang sekedar cuci muka, membuang tabungan badan mereka yang memiliki aroma sangat tidak mengenakkan itu, bahkan ada yang menyalurkan bakat menyanyinya, layaknya aku adalah dapur rekaman.
Aku adalah kamar mandi, orang datang dan pergi tanpa permisi, tanpa berpikir untuk mengingat, hanya datang ketika mereka benar-benar sedang butuh.
Aku adalah kamar mandi, orang meludah, kencing, buang air besar, menelanjangi diri mereka sendiri tanpa pernah berpikir apa yang aku rasakan.
Aku adalah kamar mandi, dan semua sepakat hargaku 1000 perak
Aku adalah kamar mandi, salah satu pilihan terakhir tempat untuk bercinta

Juanah-Jude

Namaku “Juanah”, sehari-hari hanya punya kesibukan mondar-mandir kewarung sebelah, disuruh juragan beli sabunlah, garamlah, rokoklah, atau apalah. “Ya harus mau lha wong saya cuma babu kok” tapi akhir-akhir ini aku bosen, ya bosen disuruh-suruh, tepatnya bosen jadi babu............apalagi babunya mas Jamin, hmmm...padahal namanya hampir nyrempet yo...Juanah dan Jamin..
Sejujurnya aku naksir sama mas Jamin, tapi apalah daya Cuma gara-gara angka yang statusnya bisa buat bayar aku, jadinya ya ndak mungkin.
Apalagi kayanya mas Jamin sudah mulai ngerasa kalo aku ini naksir, ya jadinya malah sering dibentak-bentak, sekarang juga kalo masuk angin sudah ndak mau dikerokin lagi. Oalah duh Gusti Pangeran....salah to naksir juragan.......

Mas Jamin itu wong sing bagus tenan......umurnya emang ndak muda lagi, 30 tahun tapi masih sekolah, kata orang sih jadi mahasiswa. Anaknya orang kaya dikampungku, trus karena sekolahnya di kota jadi aku dibawa, tadinya aku seneng banget, meskipun Cuma jadi tukang suruh tapi kalo tiap hari bisa deket sama mas Jamin aku sudah seneng banget......,


Kalo diinget-inget cerita 5 tahu yang lalu itu membuat haru.....sekarang aku ini opo.....ko baru nyadar kalo aku (sekarang gw) ini sombong....................
Percaya ato nggak, sekarang ini banyak orang-orang yang mau ngerubutin gw sebelum manggung.......
Walah sampeyan ndak percaya to kalo gw ini sekarang jadi penyanyi, artis lo....ya meskipun penyanyi dangdut..(kenapa musti gengsi ya kalo jadi penyanyi dangdut). Tapi bentar lagi gw ini alirannya ndak di dangdut lagi, tapi jd ngepop, ya......gara-garanya gw habis syuting pelem trus yang ngisi sountracknya gw tapi lagunya pop, kata orang-orang gw malah bagus nyanyi lagu pop, yo wis gw jd pindah aliran wae.....

Cerita gimana gw sampe bisa jadi artis ini panjang banget lo....
Gw akhirnya memang diusir sama mas Jamin yang ganteng itu, gara-garanya ya body gw ini bagus, seksi meski cuman babu tapi kalo dipoles sebenernya ya jadinya bagus.....
Ndak tahu karna mabok atau karna stres ditinggalin ceweknya yang cantik banget itu mas Jamin jadi stres banget, beratlah stresnya.................jadinya ya.....tanpa disengaja gw..............tidur sama mas Jamin, tepatnya ditiduri............sayangnya nyeselnya baru di akhir, baru 19 tahun belum nikah kok udah tidur bareng, tapi kalo inget-inget mas Jamin itu pujaanku....ya ndak popolah....sapa tau habis ini gw dinikahin.
Tapi memang kenyataan ndak selalu sama seperti yang kita pengen, oooaalaah....mas Jamin gw kok malah diusir, wis kaya barang bekas aja.....habis manis sepah diinjek-injek!!!
Udah gitu lengkaplah penderitaan, gimana ndak....duit sesenpun ndak megang.....rasanya kok dunia ini kejem banget..

Untungnya ada mbak-mbak yang nolongin, ngasih makan malah nawari kerjaan. Katanya sih kerjanya diwarung kopi, tapi ya memang bener di warung kopi bedanya ini plus-plus..
Tak pikir-pikir udah terlanjur basah sama mas Jamin ya wislah....katanya kalo terlanjur basah ya nyebur skalian aja.......gw akhirnya jadi bintang di warung kopi plus-plus itu, sampe-sampe punya pelanggan tetep Pak Lurah disitu......ya itu tu.....Pak lurah itu yang ngorbitin gw jadi penyanyi keliling dari kampung-kekampung sampe akhirnya cd bajakan hasil shooting waktu aku manggung yampe ibu kota......dan orang-orang jakarta itu suka sama goyangan elektrik gw.......alhasil ya gini.....gw jadi artis terkenal......duit bukan masalah lagi buat gw....

Cuma ya satu....gw pengen nyari mas Jamin, pacar sih sekarang punya...malahan artis juga..., tapi ndak tau mas Jamin itu ndak pernah bisa ilang dari pikiran...., rasanya kangen nyuciin baju mas Jamin, nyiapin sarapannya.....piye....kabare mas Jamin.......
Mas Jamin masih harus tanggung jawab atas ilangnya keperawanan gw ini.....................
Mas Jamin itu orang jahat, TAPI bisa ngrubah Juanah jadi Jude (nama gw sekarang).

"ketulusan"

1agt07

Ketulusan..hah sebuah kata yang yang sangat sederhana, tapi dapat membuat manusia memikirnya semalaman, menangis berkepanjangan..
Seperti tadi malam, mungkin hanya kata2-kata kecil dari seorang sahabat...tapi imbasnya membuat aku kehilangan arah dan konsentrasi, semoga hanya untuk hari ini. Karena aku sudah sangat menyerah untuk mendefinisikan kata “ketulusan” tersebut.
Lagipula siapa yang benar-benar peduli dengan arti kata ini sebenarnya...mungkinkah hanya orang-orang yang sedang merasa dirinya sedang melakukan hal yang tulus, memberikan hal yang tulus atau sedang merasakan sakitnya sebuah ketulusan. Sakit??? Kalau membuat sakit apa masih dikatakan sebuah ketulusan..entahlah kita bahas saja nanti...
Sebenarnya aku sangat lelah..dan ingin segera mengakhiri ujung dari pembahasan kata ini, tapi mungkin hatiku tidak akan pernah merasa tenang..menutup buku dengan meninggalkan segala pertanyaan..paling tidak dilembar terakhir ini aku memiliki acuan yang tentunya aku sepakati tentang versi “ketulusan” yang juga sesuai dengan diriku...

Bagi banyak orang hal ini sangat tidak penting!! Tapi bagi segelintir orang...hal ini bisa sedikit berpengaruh atas apa yang ingin dilakukan selangkah kemudian.
Disini terutama adalah diri sendiri..tentu saja, sebelum mengatakan apapun kepada orang lain pastikan anda lebih memahaminya, kecuali pada saat bertanya..

Baiklah, kita mulai saja......
Ketulusan versi umum.., banyak yang mengatakan tulus itu adalah sebuah perasaan yang hanya selalu memberi tanpa mengharapkan apapun..
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang aku baca, ketulusan adalah kesungguhan dan kebersihan hati..dia jujur dan tidak pura-pura.
Sungguh sebuah kata yang hebat..

Seorang sahabat mengatakan..dia tulus mencintai seseorang, karenanya dia tidak akan mengharapkan apapun...hanya berharap orang yang dicintainya menganggap dia ada. Tentang pendapatnya agaknya aku adalah orang yang kurang setuju..
Lihat tulisan yang bergaris bawah, apakah itu bukan sebuah pengharapan walaupun kecil?
Menurutku ketulusan itu relatif dan subjektif, tiap orang berhak memiliki porsi masing-masing untuk mengisi sebuah mangkuk ketulusan. Lagipula didunia ini mana ada yang tanpa pengharapan, manusia tanpa harapan sama saja dengan tanpa nafas, jadi mana mungkin???
Seorang ibu saja tulus menyanyangi anaknya dengan harapan agar kelak anaknya berguna bagi agama, orang tua, nusa dan bangsa. Memang penuh ketulusan, tapi juga akan ada sakit hati jika orang tua merasa anaknya tidak berbakti. Ada orang tua yang dapat mengungkapkan rasa sakit hatinya, ada juga yang hanya mengelus dada karena merasa apapun yang dilakukan tetaplah kasih sayang kepada anaknya tidak akan berubah. Apapun itu yang pasti orang tua juga manusia yang punya perasaan, yang rasa itu bisa bahagia ataupun sebaliknya. Dan pada intinya ketulusan yang dimiliki orang tua juga memiliki perasaan juga. Jadi ketulusan adalah seperti manusia yang hidup dalam diri manusia. Alah...kok makin mengacau...yah itulah yang dinamakan subjektif.
Nah kembali kepada ketulusan yang versi cinta-cintaan. Apa iya, setulus-tulus
nya anda mencintai seseorang tanpa pengharapan apapun...ya gak mungkinlah...semua yang berpendapat begitu hanya karena menyerah, karena orang yang dicintainya tidak memiliki perasaan yang sama, orang yang dicintainya telah pergi atau apapun hal yang serba tidak memungkinkan.
Mencintai seseorang pastinya ingin dicintainya juga, ingin memilikinya, ingin ada saat orang yang dicintainya membutuhkan, dan begitu juga sebaliknya. Tanpa semua alasan itu...ketulusan tidak akan terwujud.
Ketulusan ada karena anda menginginkan sesuatu....

Ketulusan yang sejati hanya ketika Tuhan mencintai kita...tanpa kita melirik Dia sedikitpun, tidak akan ada ruginya. Bahkan ketulusan cinta kita kepada Tuhanpun masih memiliki latar belakang atau pamrih. Kita ingin Tuhan melindungi kita, tapi Tuhan??apa butuh kita melindungi Dia.
Pengalaman hidup manusia juga akan turut menentukan porsi ketulusan dalam dirinya..
Dan ketika aku merasa porsi ketulusan yang aku memiliki masi mengandung unsur-unsur zat egosentrisme, maka aku akan menyebutnya “perasaan yang terdalam” yang mungkin suatu saat dapat berubah karena waktu yang memberikan jalan kearah lain. Saat ini aku sangat memiliki ketulusan yang aku juga tidak tahu sampai kapan batas kesanggupanya akan habis, yang pasti ketulusan yang aku miliki masi sangat penuh dengan pengharapan..hanya saja tidak akan bisa memaksa...

Waaah...akhirnya berakhir sudah penumpahan uneg-uneg ini..,jadi kesimpulannya apa????
Ikuti kata hati..
Yakin,
Dan jalani ketulusan sesuai porsi diri sendiri..
Karena semua ukuran mangkuk manusia berbeda
Sesuai anugerah yang telah diberikan..

Selama mampu dan sanggup..jalani aja..dan wajar jika lelah itu datang dan anda Ingin rehat sejenak.......

9/05/2008

Telepon terakhirku...

Insya Allah yaa...kali ini de last Mizz call..
dalam hati bicara dengan dirinya sendiri, no teleponkamu sudah aku apuz, id kamu juga udah aku apuz dan Insa Allah mulai hari ini adalah kesempatan untuk melupakanmu.
Iya, karena aku cape' dan bosan sama kamu. Dan lebih baik seperti ini dulu keadaannya.
Lagipula biar lebih tahu apa aku benar-benar gak bisa hidup tanpa kamu dan begitu juga sebaliknya. Kok rasanya sekarang-sekarang ini aku sangat tergantung kamu ya..?.
Dulu kan tak kenal juga enggak mati, kok sekarang ga denger suaramu sehari ajah udah kliengan, loh kok kaya kopi juga ya, nyandu!.
Jadi jangan cari-cari aku dulu yaaa..?
aku ada kok cuman invisible, tapi syukur-syukur kalo aku pergi beneran yaa? jadi kamunya enggak repot, kita juga enggak repot nguras pikiran.
Yaw udah gitu ajah ya..aku mau masak, mau mandi, mau tidur,
Jaga diri baik-baik yaa, aku pasti juga.

9/04/2008

"memotet kehidupan orang lain"

Sore-sore memilih sendirian diruanganku, jam-jam menjelang buka puasa Jakarta selalu macet dengan manusia. Meskipun tak banyak pekerjaan seperti biasanya tapi aku tetap melongo didepan layar kompie, cuman sekedar menatapi status-status tiap id di ym, hmmmm status memang kebanyakan lebih mengungkapakan apa yang dirasakan, apa yang sedang terjadi pada masing-masing pemilik id, tak terkecuali aku :p.

sudah lama rasanya tak mengobrol panjang lebar sama satu id dilayarku, ya "purple" yang sedang asik dengan kenalan barunya, karenanya kalaupun mengobrol pasti cuma sebatas basa-basi yang gak begitu penting.

Entah awalnya kami membicarakan apa, aku sedikit lupa yang pasti juga hanya sekedar basa-basi busuk agar terlihat silaturahmi selalu tetap berjalan :) beberapa saat kemudian purple bilang "fotografernya baru datang dari motret kebakaran 1 RW disalah satu daerah di Medan", karenanya obrolan kami sempat terputus.
"menjadi wartawan foto, bisa lebih mensyukuri hidup" itu yang purpe katakan.
Setelah sedikit curhat tadi tentang sekelumit kehidupan yang lebih banyak keluhan, purple bertanya "apa adek juga terarik untuk memotret kehidupan orang lain?" sejenak aku tak bisa langsung memjawab pertanyaannya, aku terdiam rasanya seperti diingatkan pada banyak hal.

Oh God..im so insensitive now...buru-buru aku rapikan tasku...
"Makasih purple, telah jadi malaikat hari ini dan mengingatkan sesuatu hal padaku"
"memotret kehidupan orang lain" walaupun dengan kamera dan fotografer yang sama, tentu hasilnya akan berbeda, setiap orang tentu saja berbeda. Tiap manusia tak bisa memikul beban yang sama. Menyikap suatu masalah pun demikian...

Rasanya aku ingin epat-cepat pulang..bahkan kalau perlu berlari.....dan berlariii

*Tengkiuu purple....*

link lung! :) but i luv dis song

lang..ling...lung.....
hhhhhmmm sudah dua hari ini bangun kesiangan, padahal pulang kantor langsung buka puasa, mandi dan tidurr....hhhmmmm apakah yang terjadi pada diriku??
mungkinkah karena aku belum sempat minum obat cacing, atau karena terlalu banyak bengong gak tahu apa yang musti dilakukan. Tak ada pekerjaan, tentu saja tidak mungkin..seabrek pekerjaan lum ada satupun yang aku selesaikan dan hanya menumpuk dalam folder-folder dalam laptopku.

Memulai sesuatu keputusan yang baru ternyata sangat berat yaaa? meskipun sedikit demi sedikit tapi rasanya malah seperti siksaan, hhmmmm tapi aku harus tetap semangat dan tak boleh menyerah.
seperti beberapa hari ini semua sudah mengomentari "waah Galuh berubah yaaa", ya aku emang terkesan lebih rapi dan lebih peduli terhadap diri sendiri. Tapi entah hari ini kembali seperti biasanya, acak2an, belum keramas. Dan apesnya pagi-pagi sudah dikomentarin abang-abang di terminal Kampung Melayu "Neng ko cemberut ajah, belum gajian yaaaa...", hhaaahhh dalam hati sok tau banget sih loh *dengan muka layaknya artis sinetron peran antagonis*, lagian siapa juga yang belum gajian. Tapi kalau dipikir-pikir benar juga kali yaa si abang-abang itu, muka ditekuk pagi-pagi gak bagus untuk kesehatan hahahahaha.

Tapi tetap saja setengah hari dikantor dipaksakan untuk cerwet dan tertawa seperti biasanya malah terkesan aneh....whuaaaaa kenapa iniiiiii???? seperti hilang dalam suatu tempat tanpa penduduk :(, kata orang-orang "Galuh sudah pindah kerja di pertambangan minyak lepas pantai, sampai suaranya tak terdengar" huhuuuuuu.

Sampai akhirnya...ada yang membuatku tertawa.....
mmmmm dis song so cool

Lily Allen
GWB (Fuck You Very Much)

Look inside, look inside your tiny mind
Then look a bit harder
Cos we're so uninspired
So sick and tired of all the hatred you harbour
So you say, it's not okay to be gay
Well I think you're just evil
You're just some racist
Who can't tie my laces
You're point of view is medevil

Fuck you, fuck you very very much
Cos we hate what you do
And we hate your whole crew
So please don't stay in touch

Fuck you, fuck you very very much
Cos your words don't translate
And it's getting quite late
So please don't stay in touch

Do you get, do you get
A little kick out of being small minded
You want to be like your father
His approval your after
Well that's not how you'll find it
Do you, do you really enjoy
Living a life that's so hateful
Cos there's a hole where your soul should be
You're losing control of it
And it's really distasteful

Fuck you, fuck you very very much
Cos we hate what you do
And we hate your whole crew
So please don't stay in touch

Fuck you, fuck you very very much
Cos your words don't translate
And it's getting quite late
So please don't stay in touch

Look inside, look inside your tiny mind
Then look a bit harder
Cos we're so uninspired
So sick and tired of all the hatred you harbour

Fuck you, fuck you very very much
Cos we hate what you do
And we hate your whole crew
So please don't stay in touch

Fuck you, fuck you very very much
Cos your words don't translate
And it's getting quite late
So please don't stay in touch

HAHAHHAAHHHHA .....tengkiu very much ya ;)
N...i just wanna say (Fu**) wakakkakakaakakakaakaka
puas cliit

link lung! :)

9/02/2008

Tak ingin menunggu 00.00

Memang masih berapa langkah lagi jarum jam menuju kesana, tapi rasanya lama sekali.., ingin rasanya aku pergi tidur tapi tetap saja tidak semudah itu. Padahal sudah banyak hal yang aku lakukan, memotong kuku, bernyanyi dan menari-nari didepan kaca, berfoto-foto sendiri, mencoba menelfon seseorang tapi tak diangkat, tetap saja waktu rasanya tak mau beranjak. Ini bukan karena aku ingin cepat-cepat bertambah tua, atau karena alasan sedang sendirian dirumah.

Akhirnya aku putuskan untuk memulai menulis ini..dengan terbata-bata tiba-tiba tangisku membludak dan meledak, apalagi saat ini tanpa sengaja aku denger lagu “APOLOGIZE” aahh kenapa selalu pada saat yang tepat. Aku menangis bukan karena sendirian, bukan karena tak ada teman, atau karena telfonku tak diangkat..tapi karena aku bingung, terlalu banyak jika harus meminta maaf pada diri sendiri atas apa yang sudah terjadi sampai usia ini. Dan terlalu muluk-muluk juga jika aku harus “make a wish”, terlalu banyak permintaan yang sepertinya menuntut pada Tuhan, meskipun tak diucapkan toh Tuhan begitu mengerti.
Tahun kemaren rasanya juga pernah meminta seperti ini, juga banyak berjanji pada diri sendiri tapi nyatanya juga banyak hal yang malah tak menjadi lebih baik.

Tapi setidaknya malam ini adalah moment dimana aku harus berkaca dimana kurang dan lebihnya, mana yang harus diperbaiki dan ditinggalkan. Tahun ini bisa dikatakan tahun terberat buatku, terlalu banyak hal datang dan pergi, terlalu banyak godaan dan terlalu banyak perjuangan, sampai kadang merasa lelah, kalah dan begitu jenuh dangan semuanya. Tapi semuanya memang harus dilakukan seperti yang seharusnya, jika aku ingin sampai tujuan tentu saja akan melewati banyak jalan, dan sekali aku salah berbelok arah tentu akan berbeda juga keadaan selanjutnya. Terlepas dari pikiran bahwa setiap jalan dan belokan yang kutempuh adalah pilihan sendiri ataukah sudah merupakan ketentuanNYA, aku merasa sudah banyak melakukan kesalahan saat perjalanan kemaren. Jika diingat satu persatu tentu nambah membuatku seperti berada dalam kamar pengap.

Semua manusia mengalami banyak hal dalam tiap periode hidupnya, tak terkecuali aku dan semuanya unik. Aku ingat satu kalimat dari seorang sahabat “ gals, virgo like coral “ yang berarti sangat kuat diterpa ombakpun, tapi aku lupa mengingatkan sahabatku itu, sekuat apapun batu karang pasti juga akan terkikis lambat laun oleh setetes air. Tapi hal baik yang dapat diambil setidaknya batu itu belajar bertahan, dan menghadapi semua dengan kemampuan sendiri.

2
Rasanya terlambat jika harus meminta “Tuhan jadikan aku.....”, disini bukan berarti menyatakan Tuhan tak mampu menjadikanku..tentu saja dengan sangat mudah itu bisa dilakukan, hanya saja aku merasa malu sepertinya Tuhan sudah pernah mendengar bahkan berulang-ulang dariku, dan begitu banyak kesempatan yang sudah diberikan dan terlewatkan. Pada kesempatan kali ini aku ingin mengucapkan :
“ Terimaksih Tuhan atas waktu sampai detik ini dan mungkin esok hari..., terimakasih atas nafas dan kesehatan ini..Terimakasih selalu menjagaku dalam setiap keadaan, memberikan kehidupan yang sangat layak, Terimakasih atas keluarga, sahabat, dan pekerjaan ini..Terimakasih sudah sangat mencintaiku....meski kadang atau lebih banyak aku malah sibuk sendiri. Terimakasih atas semuanya yang Engkau berikan, aku takkan berjanji apapun, hanya berusaha melakukan yang terbaik dan selalu lebih baik “

3
Papa..anakmu sudah seusia ini, sudah begitu banyak yang terjadi pa..tapi papa banyak melewatkan semua ini, hhhh tapi mungkin juga akan berbeda keadaanya jika papa masih disini. Begitu cepat waktu berlalu...terlalu banyak yang harus diceritakan jika papa ada disini, tapi intinya aku ingin meminta maaf mungkin tidak membuat papa berbangga. Mungkin terlalu banyak kekurangan dari yang papa harapkan, bukan karena bekal lentera yang papa berikan kurang terang, atau sayap yang papa berikan kurang kuat tapi karena aku banyak lalai dalam menempatkan diri. Semoga papa memaklumi dan tetap mencintaiku dengan segala adanya, seperti aku mencintai papa.

4
Kedepan aku ingin seperti apa? Kedepannya aku hanya ingin belajar melakukan segala sesuatu dengan hati, melihat segala sesuatu lebih dekat lagi. Belajar mencintai diri sendiri, karena apapun akan kembali pada diriku sendiri. Terus belajar untuk mengerti...sehingga segalanya lebih mudah diterima...

In the end.....selamat ulang tahun gals....
“meski dalam hidup ini hanya ada hitam dan putih..tapi jalankan semuanya dengan warna-warni, karena kamu dapat membuat warna-warnamu sendiri”

Dan.....pergi tidur......tissuekupun sudah habis.

*Terimaksih buat kakaku, maskunto atas ciuman keningnya meski belum saatnya hehe, so special (kado yang jarang terjadi hihi)*

9/01/2008

GaluhSetiaSetiapHari

Kemaren rasanya sumpek seharian, hhhh entah terbawa suasana atau apa, tapi sebenarnya sekililing sedang dalam kedaan baik-baik saja, pekerjaan juga lancar apalagi klien yang cepat approv tanpa banyak maunya. apalagi week end ini dihabiskan di Bandung, jadi harusnya lebih bersemangat.


1
Sepertinya hampir habis daya yang aku miliki, tak memiliki tenaga saat perjalanan dikereta kemaren, aku lebih banyak diam dan memejamkan mata ketimbang melihat pemandang seperti biasanya. rasanya hanya mengiyakan setiap sosok tua yang mengajak ngobrol panjang lebar disebelahku.
Kalau boleh jujur aku sedikit kecewa, atau tepatnya sangat kecewa. Aku lebih banyak menikmati hujan yang turun dikota penuh dengan cinta itu, kalau hanya ingin menumpang tidur tentu idak perlu jauh-jauh kesanakan? hhmmm tapi setidaknya aku sudah menebus kesalahan untuk teman-temanku, duduk seharian sambil menikmati kopi panas sampai hapir membeku kopi itu karena udara yang dingin.
2
Hari berikutnya, malah tak ada yang lebih menarik lagi...bangun pagi..sarapan..dan akhirnya baru bertemu. Entah kenapa, aku juga tak seperti biasanya, tak tertarik untuk terlalu ceria dan semua terlihat garing, mungkin karena aku terlanjur kecewa. Sepanjang perjalanan yang bolak-balik, mondar-mandir aku juga lebih banyak diam, rasanya sesak sekali tapi bukan karena aku sedang flu berat, tapi melihatmu yang tampak kurang nyaman.

Tapi hari ini aku mulai pada hal mengerti, mungkin kemaren sama-sama dalam keadaan yang kurang baik, atu dipaksakan.Lagipula bukanya aku sudah berjanji pada diri sendiri sebelumnya, selalu berpikir positif untuk segala sesuatu. Kemaren rasanya sudah benar-benar ingin mencoba menutup pintu dan merasa tak butuh cahaya sedikitpun, buat apa kadangkala cahaya itu redup dan tenggelam.
Syukurlah sepanjang malam aku berpikir..rasanya tak kan menyenangkan hidup dengan pikiran negatif dan kata menyerah...
Hari ini hari baru..apalagi besok akan lahir kembali....untuk itu aku kembali menjadi "Galuh yang setia setiap hari".

*makasih yaaa...udah bolak-balik buat galuh*