9/07/2008

Pengganti coffe break

Hmmmm 1.36..siang, terik, ngantuk, malas, moody :)
tapi syukurlah kali ini tanpa keluhan...daripada banyak mengeluh lebih baik waktu yang senggang digunakan untuk hal-hal yang baik seperti posting my blog, meskipun masih sangat acak2an karena malas nya mengutak-ngutik blog ini hahaha jangankan blog, side job ajah masih teranggurkan hihihi. Tapi Insya Allah akan segera tertangani, setelah minum obat cacing diharapkan mataku lebih tahan dari kantuk dan siap untuk begadang.

Well, tadinya bahasan tentang ini..(cieee bahasan cuy..hekhek) aku tulis semalam tapi berhubung semalam sudah kehabisan kata-kata maka tertunda sampai detik ini, toh belum basi kok :P.

Semalem sampe aku memaksakan mataku untuk membaca buku "Rahasia Tuhan" dan lagi-lagi baru beberapa lembar sudah terasa berat, bukan hanya mataku tapi otakku. Bahasa dan bahasannya terlalu berat, tapi makin membuatku penasaran. Apalagi setelah panjang lebar berdiskusi dengan purple soal Islam, waaah kalo saja bisa diabadikan saat kami serius membahas ini, pasti potretnya akan menunjukkan bibirku yang monyong 5 cm didepan layar laptopku. Saling beragument membahas dan aku yang banyak bertanya sampai kliengan.
Kalau diceritakan akan sangat panjang sekali, karena pendapat kami yah sesuai kacamata kami sendiri, berbeda hanya saja kami saling menghargai pendapat yang saling berbeda ini, tentu saja karena saling menghargai akan menciptakan keharmonisan.

Tapi obrolan kami semalam sangat bermanfaat kok, aku juga tak hentinya bersyukur pada Tuhan lewat seseorang aku diingatkan. Bahwa harus lebih baik kedepannya dan dimulai dari sekarang, menjaga marwah sebagai wanita dan selalu berusaha dalam lingkungan yang baik.

Sekali lagi makasih purple...tidak ada kata terlambat jika kita mau berubah, termasuk purple juga aku.
Kata terakhir "Sampai ketemu di Surga, dengan meraih tiketnya dari sekarang".

Everybody changed...semoga konsisten :)

18.44 "Inspirasi mbah wasini"

Barusan aku menonton tivi, channel yang terpilih tanpa sengaja transtivi. Entah nama acaranya apa yang pasti bukan sinetron yang hanya menjual banyak mimpi terhadap penontonya. Acara yang aku tonton mengisahkan tentang keluarga kecil, karena hanya terdiri dari mbah Wasini, suaminya dan anaknya. Miris sekali menonton acara ini, semoga bukan hanya menjual kisah hidup sebuah keluarga yang kurang beruntung, tapi benar-benar membuat hati kita terketuk untuk lebih peduli terhadap sekitar, atau setidaknya kita mensyukuri hidup yang sudah kita miliki.
Mbah Wasini yang sudah begitu lanjut usianya bekerja disebuah kebun kopi sebagai mandor, hhmm tapi sebutan mandor hanyalah sebuah penghargaan karena beliau telah bekerja selama 30 tahun, pekerjaanya tetap saja membersihkan kebun kopi yang berhektar-hektar tersebut juga memetik buah kopi saat masa panen tiba. Suami mbah Wasini hanyalah seorang kuli gambut, untuk usianya yang kian senja tentu tidak akan maksimal memboyong gambut seberat itu dari sungai, hhmmm menyedihkan memang. Dilain sisi pasangan tua ini memiliki anak yang sakit-sakitan, anak perempuan dengan usia yang sangat matang tapi tak begitu bisa diharapkan danmalah sebaliknya anak ini tentu masih membutuhkan penjagaan kedua orang tuanya jika sewaktu-waktu sakitnya kambuh. Yang lebih menggetarkan hati, jangankan untuk pergi piknik sekeluarga, dalam kehidupan mbah Wasini untuk makan dengan telur atau setidaknya makan dengan lengkap saja sulit dilakukan.
Memang ini bukan hal yang baru dalam masayarakat di negara tercinta kita ini, dan aku disini juga bukan sedang menghakimi hal yang lebih luas mencakup kewajiban pemerintahan kita ataupun tentang perbaikan ekonomi, tidak!. Aku hanya ingin melihat ini dari sisi rasa kemanusiaanku sendiri, dan dalam rangka mensetting kepekaan diriku. Sebagai seorang yang diberi nikmat lebih dari mereka harusnya syukur yang aku milikipun berlebih pula. Jika hanya melihat keatas dan selalu melihat apa yang belum sempat dimiliki, rasanya hidup takkan pernah puas, dan merubah diri sendiri menjadi manusia yang angkuh dan egois. Manusia tanpa keinginan dan pencapaian tentu saja sama dengan mati, dan hidup tanpa nafas untuk menikmati hari esok, tetapi target dan ambisi tanpa diiringi rasa syukur atas apa yang sudah dimiliki juga sama halnya dengan manusia tanpa rasa, seperti menelan makanan dengan cepat dan ingin berganti menu yang lain.
Hmm aku tidak ingin menggurui siapapun, aku hanya belajar melunakkan hati dan berusaha mensyukuri atas apa yang sudah aku miliki. Sesuatu yang belum aku miliki biarlah mengalir seiring usahaku dan tentunya telah disesuaikan dengan porsiku.
Bersyukur dan menjaga yang telah kita miliki....terimaksih Tuhan, segalanya begitu pas dengan takaran, waktu dan tempatnya. :)

"pasien pertama"


namanya wungu, dia sedang menyuguhkanku secangkir kopi susu hangat karena dia tau hanya itu yang bisa dibayarkan atas waktuku untuk mendengarkan segala ceritanya. Awalnya dia hanya mengatakan, rasanya tidak sedang berpijak dibumi, badannya menari-nari diangkasa. Entah, mungkin bahagia..tapi dia juga tidak paham tepatnya apa rasa itu. karena bahagia dan kesedihan sangat berbeda tipis jaraknya.
sesekali dia berbecerita dengan melebarkan senyumnya, dan bisa dipastikan dia sangat bahagia. "Aku tidak pernah tahu apakah dia seseorang yang dikirim oleh Tuhan, apakah dia seorang belahan jiwa untukku. Aku memang baru tahu tentang dia, tapi rasanya sudah bertahun-tahun mengenalnya. rasanya begitu yakin atas apa yang ada pada dirinya, dan aku tidak pernah seyakin ini. sebelum bertemu aku sudah melihat matanya, ini begitu janggal bukan?? tapi itulah yang aku rasakan. saat itu yang aku miliki hanya sekedar rasa ketertarikan, simpati dan kekaguman. Dan sangat tidak mungkin untukku mencintai apalagi ingin memiliki. Saat bertemu dia, semuanya mengalir begitu saja. aku merasa nyaman dan merasa menemukan sesuatu. Sekalipun dalam benaknya sungguh aku tidak dapat membaca. Baginya aku ini apa dan siapa, entahlah! yang aku rasakan hanyalah penuh kesyukuran karena Tuhan yang baik telah menemukan dia untukku. Dia begitu unik dan indah dimataku. semua manusia memang unik, tapi tak semua bisa merasuki ku. Saat didekatnya aku merasa begitu aman, meskipun aku sangat mengerti ini semua akan berlalu, mungkin besok. Karnanya aku ingin meminjam waktu pada Tuhan, atau mohon hentikan sejenak waktu ini, biar dia tak berlalu dariku. Aku sudah berusaha menahan erat-erat kerapuhanku, sampai saat dia berlalupun, tapi semakin aku tahan semakin memilukan. Hingga pada titik dimana semua memuncak, air mataku terjatuh seiring badanku. Aku tidak menyesal karena dia membawa sebagian dari diriku, tapi aku takut takkan bisa melihatnya lagi.sesuatu yang membuatku bahagia adalah’ ya, aku jatuh cinta kini ‘dan aku bisa bertahan dengan kenangan-kenangan yang aku buat bersamanya.terimakasih Tuhan.."
begitu dia menutup ceritanya untukku, dia tersenyum tapi airmatanya jatuh…dan aku, pura-pura menikmati kopi susu yang mendingin, saat menelannya tenggorakanku terasa sakit…aku seperti ikut masuk kedalam ceritanya.
cinta yang sempurna bisa saja di ungkapkan dengan cara yang tidak sempurnadan manusia yang tidak sempurna sepertiku hanya bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu..
Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.
2

Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.

Hari ini terlalu indah bagiku, ingin aku ukir namaku dan namanya dipohon-pohon tanpa daun itu, seperti yang dilakukan orang-orang sebelumnya. Tapi aku tidak sanggup melakukanya, karena bagiku mengukir dalam hati akan lebih berarti, tak perlu semua orang membacanya.

My name is bathrom “orang datang dan pergi”

Aku adalah kamar mandi, yang setiap saat orang keluar masuk kepintuku. Tanpa permisi, ada yang sekedar cuci muka, membuang tabungan badan mereka yang memiliki aroma sangat tidak mengenakkan itu, bahkan ada yang menyalurkan bakat menyanyinya, layaknya aku adalah dapur rekaman.
Aku adalah kamar mandi, orang datang dan pergi tanpa permisi, tanpa berpikir untuk mengingat, hanya datang ketika mereka benar-benar sedang butuh.
Aku adalah kamar mandi, orang meludah, kencing, buang air besar, menelanjangi diri mereka sendiri tanpa pernah berpikir apa yang aku rasakan.
Aku adalah kamar mandi, dan semua sepakat hargaku 1000 perak
Aku adalah kamar mandi, salah satu pilihan terakhir tempat untuk bercinta

Juanah-Jude

Namaku “Juanah”, sehari-hari hanya punya kesibukan mondar-mandir kewarung sebelah, disuruh juragan beli sabunlah, garamlah, rokoklah, atau apalah. “Ya harus mau lha wong saya cuma babu kok” tapi akhir-akhir ini aku bosen, ya bosen disuruh-suruh, tepatnya bosen jadi babu............apalagi babunya mas Jamin, hmmm...padahal namanya hampir nyrempet yo...Juanah dan Jamin..
Sejujurnya aku naksir sama mas Jamin, tapi apalah daya Cuma gara-gara angka yang statusnya bisa buat bayar aku, jadinya ya ndak mungkin.
Apalagi kayanya mas Jamin sudah mulai ngerasa kalo aku ini naksir, ya jadinya malah sering dibentak-bentak, sekarang juga kalo masuk angin sudah ndak mau dikerokin lagi. Oalah duh Gusti Pangeran....salah to naksir juragan.......

Mas Jamin itu wong sing bagus tenan......umurnya emang ndak muda lagi, 30 tahun tapi masih sekolah, kata orang sih jadi mahasiswa. Anaknya orang kaya dikampungku, trus karena sekolahnya di kota jadi aku dibawa, tadinya aku seneng banget, meskipun Cuma jadi tukang suruh tapi kalo tiap hari bisa deket sama mas Jamin aku sudah seneng banget......,


Kalo diinget-inget cerita 5 tahu yang lalu itu membuat haru.....sekarang aku ini opo.....ko baru nyadar kalo aku (sekarang gw) ini sombong....................
Percaya ato nggak, sekarang ini banyak orang-orang yang mau ngerubutin gw sebelum manggung.......
Walah sampeyan ndak percaya to kalo gw ini sekarang jadi penyanyi, artis lo....ya meskipun penyanyi dangdut..(kenapa musti gengsi ya kalo jadi penyanyi dangdut). Tapi bentar lagi gw ini alirannya ndak di dangdut lagi, tapi jd ngepop, ya......gara-garanya gw habis syuting pelem trus yang ngisi sountracknya gw tapi lagunya pop, kata orang-orang gw malah bagus nyanyi lagu pop, yo wis gw jd pindah aliran wae.....

Cerita gimana gw sampe bisa jadi artis ini panjang banget lo....
Gw akhirnya memang diusir sama mas Jamin yang ganteng itu, gara-garanya ya body gw ini bagus, seksi meski cuman babu tapi kalo dipoles sebenernya ya jadinya bagus.....
Ndak tahu karna mabok atau karna stres ditinggalin ceweknya yang cantik banget itu mas Jamin jadi stres banget, beratlah stresnya.................jadinya ya.....tanpa disengaja gw..............tidur sama mas Jamin, tepatnya ditiduri............sayangnya nyeselnya baru di akhir, baru 19 tahun belum nikah kok udah tidur bareng, tapi kalo inget-inget mas Jamin itu pujaanku....ya ndak popolah....sapa tau habis ini gw dinikahin.
Tapi memang kenyataan ndak selalu sama seperti yang kita pengen, oooaalaah....mas Jamin gw kok malah diusir, wis kaya barang bekas aja.....habis manis sepah diinjek-injek!!!
Udah gitu lengkaplah penderitaan, gimana ndak....duit sesenpun ndak megang.....rasanya kok dunia ini kejem banget..

Untungnya ada mbak-mbak yang nolongin, ngasih makan malah nawari kerjaan. Katanya sih kerjanya diwarung kopi, tapi ya memang bener di warung kopi bedanya ini plus-plus..
Tak pikir-pikir udah terlanjur basah sama mas Jamin ya wislah....katanya kalo terlanjur basah ya nyebur skalian aja.......gw akhirnya jadi bintang di warung kopi plus-plus itu, sampe-sampe punya pelanggan tetep Pak Lurah disitu......ya itu tu.....Pak lurah itu yang ngorbitin gw jadi penyanyi keliling dari kampung-kekampung sampe akhirnya cd bajakan hasil shooting waktu aku manggung yampe ibu kota......dan orang-orang jakarta itu suka sama goyangan elektrik gw.......alhasil ya gini.....gw jadi artis terkenal......duit bukan masalah lagi buat gw....

Cuma ya satu....gw pengen nyari mas Jamin, pacar sih sekarang punya...malahan artis juga..., tapi ndak tau mas Jamin itu ndak pernah bisa ilang dari pikiran...., rasanya kangen nyuciin baju mas Jamin, nyiapin sarapannya.....piye....kabare mas Jamin.......
Mas Jamin masih harus tanggung jawab atas ilangnya keperawanan gw ini.....................
Mas Jamin itu orang jahat, TAPI bisa ngrubah Juanah jadi Jude (nama gw sekarang).

"ketulusan"

1agt07

Ketulusan..hah sebuah kata yang yang sangat sederhana, tapi dapat membuat manusia memikirnya semalaman, menangis berkepanjangan..
Seperti tadi malam, mungkin hanya kata2-kata kecil dari seorang sahabat...tapi imbasnya membuat aku kehilangan arah dan konsentrasi, semoga hanya untuk hari ini. Karena aku sudah sangat menyerah untuk mendefinisikan kata “ketulusan” tersebut.
Lagipula siapa yang benar-benar peduli dengan arti kata ini sebenarnya...mungkinkah hanya orang-orang yang sedang merasa dirinya sedang melakukan hal yang tulus, memberikan hal yang tulus atau sedang merasakan sakitnya sebuah ketulusan. Sakit??? Kalau membuat sakit apa masih dikatakan sebuah ketulusan..entahlah kita bahas saja nanti...
Sebenarnya aku sangat lelah..dan ingin segera mengakhiri ujung dari pembahasan kata ini, tapi mungkin hatiku tidak akan pernah merasa tenang..menutup buku dengan meninggalkan segala pertanyaan..paling tidak dilembar terakhir ini aku memiliki acuan yang tentunya aku sepakati tentang versi “ketulusan” yang juga sesuai dengan diriku...

Bagi banyak orang hal ini sangat tidak penting!! Tapi bagi segelintir orang...hal ini bisa sedikit berpengaruh atas apa yang ingin dilakukan selangkah kemudian.
Disini terutama adalah diri sendiri..tentu saja, sebelum mengatakan apapun kepada orang lain pastikan anda lebih memahaminya, kecuali pada saat bertanya..

Baiklah, kita mulai saja......
Ketulusan versi umum.., banyak yang mengatakan tulus itu adalah sebuah perasaan yang hanya selalu memberi tanpa mengharapkan apapun..
Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang aku baca, ketulusan adalah kesungguhan dan kebersihan hati..dia jujur dan tidak pura-pura.
Sungguh sebuah kata yang hebat..

Seorang sahabat mengatakan..dia tulus mencintai seseorang, karenanya dia tidak akan mengharapkan apapun...hanya berharap orang yang dicintainya menganggap dia ada. Tentang pendapatnya agaknya aku adalah orang yang kurang setuju..
Lihat tulisan yang bergaris bawah, apakah itu bukan sebuah pengharapan walaupun kecil?
Menurutku ketulusan itu relatif dan subjektif, tiap orang berhak memiliki porsi masing-masing untuk mengisi sebuah mangkuk ketulusan. Lagipula didunia ini mana ada yang tanpa pengharapan, manusia tanpa harapan sama saja dengan tanpa nafas, jadi mana mungkin???
Seorang ibu saja tulus menyanyangi anaknya dengan harapan agar kelak anaknya berguna bagi agama, orang tua, nusa dan bangsa. Memang penuh ketulusan, tapi juga akan ada sakit hati jika orang tua merasa anaknya tidak berbakti. Ada orang tua yang dapat mengungkapkan rasa sakit hatinya, ada juga yang hanya mengelus dada karena merasa apapun yang dilakukan tetaplah kasih sayang kepada anaknya tidak akan berubah. Apapun itu yang pasti orang tua juga manusia yang punya perasaan, yang rasa itu bisa bahagia ataupun sebaliknya. Dan pada intinya ketulusan yang dimiliki orang tua juga memiliki perasaan juga. Jadi ketulusan adalah seperti manusia yang hidup dalam diri manusia. Alah...kok makin mengacau...yah itulah yang dinamakan subjektif.
Nah kembali kepada ketulusan yang versi cinta-cintaan. Apa iya, setulus-tulus
nya anda mencintai seseorang tanpa pengharapan apapun...ya gak mungkinlah...semua yang berpendapat begitu hanya karena menyerah, karena orang yang dicintainya tidak memiliki perasaan yang sama, orang yang dicintainya telah pergi atau apapun hal yang serba tidak memungkinkan.
Mencintai seseorang pastinya ingin dicintainya juga, ingin memilikinya, ingin ada saat orang yang dicintainya membutuhkan, dan begitu juga sebaliknya. Tanpa semua alasan itu...ketulusan tidak akan terwujud.
Ketulusan ada karena anda menginginkan sesuatu....

Ketulusan yang sejati hanya ketika Tuhan mencintai kita...tanpa kita melirik Dia sedikitpun, tidak akan ada ruginya. Bahkan ketulusan cinta kita kepada Tuhanpun masih memiliki latar belakang atau pamrih. Kita ingin Tuhan melindungi kita, tapi Tuhan??apa butuh kita melindungi Dia.
Pengalaman hidup manusia juga akan turut menentukan porsi ketulusan dalam dirinya..
Dan ketika aku merasa porsi ketulusan yang aku memiliki masi mengandung unsur-unsur zat egosentrisme, maka aku akan menyebutnya “perasaan yang terdalam” yang mungkin suatu saat dapat berubah karena waktu yang memberikan jalan kearah lain. Saat ini aku sangat memiliki ketulusan yang aku juga tidak tahu sampai kapan batas kesanggupanya akan habis, yang pasti ketulusan yang aku miliki masi sangat penuh dengan pengharapan..hanya saja tidak akan bisa memaksa...

Waaah...akhirnya berakhir sudah penumpahan uneg-uneg ini..,jadi kesimpulannya apa????
Ikuti kata hati..
Yakin,
Dan jalani ketulusan sesuai porsi diri sendiri..
Karena semua ukuran mangkuk manusia berbeda
Sesuai anugerah yang telah diberikan..

Selama mampu dan sanggup..jalani aja..dan wajar jika lelah itu datang dan anda Ingin rehat sejenak.......