9/07/2008

"pasien pertama"


namanya wungu, dia sedang menyuguhkanku secangkir kopi susu hangat karena dia tau hanya itu yang bisa dibayarkan atas waktuku untuk mendengarkan segala ceritanya. Awalnya dia hanya mengatakan, rasanya tidak sedang berpijak dibumi, badannya menari-nari diangkasa. Entah, mungkin bahagia..tapi dia juga tidak paham tepatnya apa rasa itu. karena bahagia dan kesedihan sangat berbeda tipis jaraknya.
sesekali dia berbecerita dengan melebarkan senyumnya, dan bisa dipastikan dia sangat bahagia. "Aku tidak pernah tahu apakah dia seseorang yang dikirim oleh Tuhan, apakah dia seorang belahan jiwa untukku. Aku memang baru tahu tentang dia, tapi rasanya sudah bertahun-tahun mengenalnya. rasanya begitu yakin atas apa yang ada pada dirinya, dan aku tidak pernah seyakin ini. sebelum bertemu aku sudah melihat matanya, ini begitu janggal bukan?? tapi itulah yang aku rasakan. saat itu yang aku miliki hanya sekedar rasa ketertarikan, simpati dan kekaguman. Dan sangat tidak mungkin untukku mencintai apalagi ingin memiliki. Saat bertemu dia, semuanya mengalir begitu saja. aku merasa nyaman dan merasa menemukan sesuatu. Sekalipun dalam benaknya sungguh aku tidak dapat membaca. Baginya aku ini apa dan siapa, entahlah! yang aku rasakan hanyalah penuh kesyukuran karena Tuhan yang baik telah menemukan dia untukku. Dia begitu unik dan indah dimataku. semua manusia memang unik, tapi tak semua bisa merasuki ku. Saat didekatnya aku merasa begitu aman, meskipun aku sangat mengerti ini semua akan berlalu, mungkin besok. Karnanya aku ingin meminjam waktu pada Tuhan, atau mohon hentikan sejenak waktu ini, biar dia tak berlalu dariku. Aku sudah berusaha menahan erat-erat kerapuhanku, sampai saat dia berlalupun, tapi semakin aku tahan semakin memilukan. Hingga pada titik dimana semua memuncak, air mataku terjatuh seiring badanku. Aku tidak menyesal karena dia membawa sebagian dari diriku, tapi aku takut takkan bisa melihatnya lagi.sesuatu yang membuatku bahagia adalah’ ya, aku jatuh cinta kini ‘dan aku bisa bertahan dengan kenangan-kenangan yang aku buat bersamanya.terimakasih Tuhan.."
begitu dia menutup ceritanya untukku, dia tersenyum tapi airmatanya jatuh…dan aku, pura-pura menikmati kopi susu yang mendingin, saat menelannya tenggorakanku terasa sakit…aku seperti ikut masuk kedalam ceritanya.
cinta yang sempurna bisa saja di ungkapkan dengan cara yang tidak sempurnadan manusia yang tidak sempurna sepertiku hanya bisa memberikan cinta yang sempurna untukmu..
Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.
2

Wungu kembali memintaku untuk mendengar cerita-ceritanya hari ini. Kali ini dia bercerita tentang dialognya bersama alam, awalnya aku merasa aneh. Berdialog dengan alam?? Apa dia benar-benar melakukannya, selama ini aku percaya akan hal itu tapi aku belum pernah sekalipun mencoba nya.

” saat itu aku berada disuatu tempat, bagiku hari itu sangat istimewa. Berada ditempat itu bersama orang yang tadinya hanya ada dalam angan-anganku. Ini kedua kali aku berada disini, namun ini pertama kali aku merasa teristimewa. Disekitar yang terlihat kabut putih, dan angin yang berdiam. Dari jauh aku memandang sosok yang aku kagumi dengan sembunyi-sembunyi. Aku tidak mau dia tahu bahwa aku sangat bahagia hari ini, ya aku malu untuk mengakuinya. Perlahan aku berjalan mendekati air yang terdiam, aku biarkan terik matahari memayungiku, didekat pohon-pohon tanpa daun aku berdiri. Aku pejamkan kedua mataku, dan aku mulai berbicara. Terimakasih Tuhan lewat tanah, udara, angin, air, asap, pepohonan, gunung dan semua yang membantuku dengan segala daya upayanya, mempertemukanku dengannya. Selain rasa terimakasih ini aku ingin bertanya satu hal, hanya satu hal. Apakah dia belahan jiwaku yang dikirim oleh Tuhan?? Kalau iya mohon hembuskan angin..., dan saat itu juga angin benar-benar bernafas untukku, perlahan membelai tubuhku. Saat itu aku tidak begitu yakin, dan aku bertanya sekali lagi saat angin berdiam diri. Ketika aku bertanya dan bertanya lagi, saat itu pula angin berhembus membelaiku sebanyak aku bertanya. Seketika badanku melemah, aku terharu dan terlanjur mempercayainya, aku bahagia karena aku merasa yakin dan percaya bahwa hatiku tak mungkin salah.

Hari ini terlalu indah bagiku, ingin aku ukir namaku dan namanya dipohon-pohon tanpa daun itu, seperti yang dilakukan orang-orang sebelumnya. Tapi aku tidak sanggup melakukanya, karena bagiku mengukir dalam hati akan lebih berarti, tak perlu semua orang membacanya.

Tidak ada komentar: