11/15/2010

"Seseorang tak dikenal telah memasuki area Biru"


"Kata-kata bagaikan cuaca, mudah berubah kapan saja. Bisa membuat kita senang seketika, sedih, marah juga belajar mencintai. Kata-kata dapat diukir dimana saja, dilangit-langit kamarmu, pada sobekan kertas, embun, tanah sehabis hujan bahkan dihatimu."
Hari itu aku mengaku tidak menghabiskan sekotak besar es cream seperti biasanya, tidak melahap rakus dua batang coklat, tidak sukses membunuh waktu dengan dvd film-film romantis, membiarkan tata ruang kamarku berantakan dan membiarkan sebotol bir juga satu kotak rokok menthol tetap utuh.

Beberapa film serial romantis Korea tidak mendapat tempat dihatiku, terkadang sesuatu hal yang kelewat indah bisa menjadi membosankan, hanya 1 berbanding nol koma sekian Milyar perjalanan hidup yang sangat
perfect layaknya di film tersebut. Semua manusia memimpikan Happy ending bahkan dari hal-hal yang konyol, karena itu mereka menjual impian-impian itu melalui tayangan yang dapat memompa emosi. Sayangnya hari itu aku kurang ekspresif, aku ingin sesuatu yang luar biasa seperti bom yang menimbulkan ledakan permen di kamarku, membuat si Kero (boneka kodok tolol pemberian orang aneh) juga ikut berjingkrak. Benar-benar bukan seperti diriku yang normal, jika dalam normal aku adalah manusia gila saat ini bisa dikatakan manusia gila sepertiku sedang berada dalam upacara kematian, kata anak jaman sekarang "LEBAY".

Setelah dipikirkan sebentar mungkin ada yang salah, seharusnya aku keluar dari goa tapak suci yang sudah mirip serpihan-serpihan bekas serangan teroris. Aku rasa aku telah berpikir dengan kecerdasan maksimal saat itu, ya setidaknya menggunakan seperempat ons otak kiriku dan hasil pemikiran itu adalah.....traaaaa raaaaaaaaaa! bersiap dan pergi jalan-jalan sendirian, setidaknya udara segar akan menyelesaikan ini. Berjalan sendirian dan baru ingat kalau "PH" di Kartika Candra sedang dalam renovasi, damn!! lalu aku memilih satu taksi padahal aku masih memikirkan mau kemana arahnya, oke! lalu kubilang Epicentrum di Rasuna, sampai akhirnya aku tersadar betapa gebleknya Bapak taksi dengan logat Jawa kowek ini, Epicentrum kelewatan!. Baiklah tidak berguna juga aku marah bagaimana mungkin? tenagapun aku tidak punya, akhirnya aku bilang "Oke Pak teruskan saja sampai Setia Budi Building" dan aku percaya saja bahwa si bapak ini akan menurunkanku dengan manis tepat dimana ingin kutuju, eh nyatanya lagi-lagi kebablasan yang akhirnya jika putar balik malah semakin jauh errrrggggggh! "kuingin maraaaah..melampiaskan *dengan nada lagu BCL" dengan menahan napas yang agak sesak ku bilang "Baiklah pak lanjut ke Plangi...Plangi pak Plangi alias Plaza Semanggi, kali ini jangan kelewatan lagi" Lega akhirnya sampai di Plangi dengan tidak lancar, entahlah si Bapak ini mungkin agak "budi" alias budeg dikit, diminta berhenti didepan malah cari jalan masuk yang ujung-ujungnya berakhir jauh, belum sampai disini penyiksaan terhadapku, dia bingung sekali menghitung kembalian padahal sudah dibulatkan, aargghh kesabaranku habis, kutinggalkan saja dengan sedikit membanting pintu.

Kulihat beberapa list film yang ada malam itu, kupilih paling atas karena hanya perlu menunggu seperempat jam dari saat itu "Megamind" juga bukan film buruk tampaknya. Kupesan popcorn dan cappuccino Jelly lalu duduk dikarpet sendirian, saat itu memang ramai tapi aku merasa sendirian dan aku tidak pernah ingin peduli mereka melihatku kesepian.
Tanpa disadari aku menyukai tempak pojok. Saat bekerja, saat menangis, saat bercermin aku memilih tempat pojok, dan malam itu aku menonton dipojok sendirian, diujung pangkal pojokanku juga seorang pria sendirian mungkin dia sedang merasakan hal yang sama denganku. Ada sekumpulan abg terlihat menertawakan posisiku dan pria itu, mungkin dalam pikirannya kami adalah sepasang suami istri yang akan mengakhiri hubungan dengan menonton bersama sebelum bercerai *tsah! o_0

Semua orang tertawa menonton "Megamind" si tolol yang selalu merasa kalah saingan oleh si MetroMan dan akhirnya memutuskan dirinya untuk menjadi seorang penjahat karena dia berpikir itulah takdirnya, dimana kebaikan selalu menjauh maka kebalikan dari kebaikan adalah dirinya.

Hampir separuh lebih film itu aku juga belum bisa tertawa maka kuputuskan untuk pergi. Sampai di goa tapak suci aku berkemas, rasanya ingin pergi sejauh mungkin dimana udara segar dapat aku hirup, dimana aku bisa merasa terbang. Salah satu cara membuat diri kita berada di angkasa adalah naik pesawat terbang karena aku tidak punya sayap atau jubah layaknya "Metroman". Aku tidak peduli begitu banyak orang yang mengkuatirkanku. Aku mendapat tiket untuk esok hari, dengan penerbangan serba bonus...ya! bonus delay lay lay lay ahahahaah.
~Begitu cepatnya sehingga awan tak sempat lagi membuat bentuk-bentuk ajaib di langit~

Aku sempat memperhatikan kawanan awan berbaris hampir membentuk sebuah nama pagi itu, sampai kemudian awan putih pekat menuju mendung menutupi. Sesuatu yang bergerak cepat membuatku tidak bisa memegang dan mengendalikannya, seperti diriku saat itu. Hanya ingin berlari cepat tanpa memikirkan apapun, tidak peduli apapun. Begitupun pada tempat yang kutuju, aku tidak menemukan apapun. Tidak ada apapun. Akhirnya aku putuskan untuk kembali dengan kemenangan dapat mengendalikan diriku dan perasaan yang tidak pernah aku tahu itu.

Efek-efek yang hebat ini diakibatkan hanya oleh sebuah "kata-kata", bahkan kata-kata yang keluar dari mulut "seseorang yang tak dikenal oleh hatiku". Kata-kata yang sedikit membentak pernah membuatku dapat menangis tetapi kata-kata yang tak mengeluarkan tenaga darimu sedikitpun membuatku terluka, bahkan "kata-kata yang seharusnya tak sempat ia katakan itu". Kesimpulanya aku menemukan diriku terluka oleh kata-kata. Sehingga aku menangis saat seseorang sahabat mengirimkan lagu untukku, kenapa Shelda seperti malaikat yang begitu tahu hatiku. Aku percaya Tuhan telah mengirimkanmu Shel, untuk membuatku bisa menangis:*

~Words can hurt you if you let them People say them and forget them Words can promise,words can lie But your words make me feel like I can fly~

Mungkin juga salahku, membuat orang tak dikenal ini memasuki area biru yang tadinya sudah steril oleh warna ungu. Aku tidak mengenalnya dan merasa mengenalnya bertahun-tahun dan kata orang itu salah.Tapi siapapun bisa mendapatkan rasa nyaman bahkan dari seorang yang tak dikenalnya, seperti koala menemukan batang pohon yang lembut, dia akan memegangnya erat-erat. Seharusnya jatuh dari pohon itu sudah diperkirakan jauh-jauh.

Ternyata hatiku hidup kembali setelah dua tahun yang lalu aku pikir sudah mati. Bisa merasakan pata h hati berarti secara tidak langsung menyadari bahwa aku masih nomalkan? :)) patah hati dan kecewa adalah dua hal yang berbeda, aku pernah kecewa karena diajak seseorang yang aku kagumi merayakan kebahagiaannya mendapatkan seseorang yang dipujanya selama bertahun-tahun, tapi itu bukan patah hati :)

Kali ini aku patah hati oleh seseorang yang tak pernah ku pahami tapi membuatku nyaman, seseorang yang jauh tapi terasa seperti dekat, seseorang yang sangat aneh selera musiknya tapi membuatku gemas, dan seseorang yang selalu membuatku kesal sekaligus kangen. Aku tahu ini gila tapi aku percaya hatiku. Walau terlihat sakit tapi aku ingin tetap memeluknya, bukankah aku sudah gila? jadi ti dak aneh bukan jika melakukan hal yang gila. Tapi toh ternyata aku belum cukup gila untuk melakukan hal-hal yang diluar wajar, hatiku tetap berpegang pada percaya akan hal baik diluar sana akan terjadi. Keajaiban-keajaiban kecil atau besar akan datang. Terlalu berlebihan mengatakan ini "cinta" untuk seseorang tak dikenal, tapi ini apa jika ia mampu merubahku kedalam hal-hal yang baik, membuatku merasa baik dalam keadaan apapun.

Setiap kata-kata yang ia katakan membuatku hidup, dengan manis atau pahitnya. Terlalu bodoh untuk menunggu tapi juga terlalu sia-sia untuk melewatkan ini dengan kesedihan. Aku tetap merasa lebih baik setelahnya, mungkin hanya kebetulan jika "kamu" yang menjadi seseorang yang tak dikenal itu, harusnya bisa siapa saja, dimana saja.

Sebelum atau sesudah ini aku tetap percaya kabar baik akan tetap selalu datang... oleh siapapun "kamu" ataupun bukan :)

Hmmmmph...aku sudah merasa lega, ini hanya soal waktu meski setiap kenangan tidak pernah bisa dihapus, setidaknya seperti saat sedang mengalami sakit perut dan kita lupakan dengan teridur, dengan sendirinya esok pagi pasti keadaan akan berubah ;)