11/15/2010

"Seseorang tak dikenal telah memasuki area Biru"


"Kata-kata bagaikan cuaca, mudah berubah kapan saja. Bisa membuat kita senang seketika, sedih, marah juga belajar mencintai. Kata-kata dapat diukir dimana saja, dilangit-langit kamarmu, pada sobekan kertas, embun, tanah sehabis hujan bahkan dihatimu."
Hari itu aku mengaku tidak menghabiskan sekotak besar es cream seperti biasanya, tidak melahap rakus dua batang coklat, tidak sukses membunuh waktu dengan dvd film-film romantis, membiarkan tata ruang kamarku berantakan dan membiarkan sebotol bir juga satu kotak rokok menthol tetap utuh.

Beberapa film serial romantis Korea tidak mendapat tempat dihatiku, terkadang sesuatu hal yang kelewat indah bisa menjadi membosankan, hanya 1 berbanding nol koma sekian Milyar perjalanan hidup yang sangat
perfect layaknya di film tersebut. Semua manusia memimpikan Happy ending bahkan dari hal-hal yang konyol, karena itu mereka menjual impian-impian itu melalui tayangan yang dapat memompa emosi. Sayangnya hari itu aku kurang ekspresif, aku ingin sesuatu yang luar biasa seperti bom yang menimbulkan ledakan permen di kamarku, membuat si Kero (boneka kodok tolol pemberian orang aneh) juga ikut berjingkrak. Benar-benar bukan seperti diriku yang normal, jika dalam normal aku adalah manusia gila saat ini bisa dikatakan manusia gila sepertiku sedang berada dalam upacara kematian, kata anak jaman sekarang "LEBAY".

Setelah dipikirkan sebentar mungkin ada yang salah, seharusnya aku keluar dari goa tapak suci yang sudah mirip serpihan-serpihan bekas serangan teroris. Aku rasa aku telah berpikir dengan kecerdasan maksimal saat itu, ya setidaknya menggunakan seperempat ons otak kiriku dan hasil pemikiran itu adalah.....traaaaa raaaaaaaaaa! bersiap dan pergi jalan-jalan sendirian, setidaknya udara segar akan menyelesaikan ini. Berjalan sendirian dan baru ingat kalau "PH" di Kartika Candra sedang dalam renovasi, damn!! lalu aku memilih satu taksi padahal aku masih memikirkan mau kemana arahnya, oke! lalu kubilang Epicentrum di Rasuna, sampai akhirnya aku tersadar betapa gebleknya Bapak taksi dengan logat Jawa kowek ini, Epicentrum kelewatan!. Baiklah tidak berguna juga aku marah bagaimana mungkin? tenagapun aku tidak punya, akhirnya aku bilang "Oke Pak teruskan saja sampai Setia Budi Building" dan aku percaya saja bahwa si bapak ini akan menurunkanku dengan manis tepat dimana ingin kutuju, eh nyatanya lagi-lagi kebablasan yang akhirnya jika putar balik malah semakin jauh errrrggggggh! "kuingin maraaaah..melampiaskan *dengan nada lagu BCL" dengan menahan napas yang agak sesak ku bilang "Baiklah pak lanjut ke Plangi...Plangi pak Plangi alias Plaza Semanggi, kali ini jangan kelewatan lagi" Lega akhirnya sampai di Plangi dengan tidak lancar, entahlah si Bapak ini mungkin agak "budi" alias budeg dikit, diminta berhenti didepan malah cari jalan masuk yang ujung-ujungnya berakhir jauh, belum sampai disini penyiksaan terhadapku, dia bingung sekali menghitung kembalian padahal sudah dibulatkan, aargghh kesabaranku habis, kutinggalkan saja dengan sedikit membanting pintu.

Kulihat beberapa list film yang ada malam itu, kupilih paling atas karena hanya perlu menunggu seperempat jam dari saat itu "Megamind" juga bukan film buruk tampaknya. Kupesan popcorn dan cappuccino Jelly lalu duduk dikarpet sendirian, saat itu memang ramai tapi aku merasa sendirian dan aku tidak pernah ingin peduli mereka melihatku kesepian.
Tanpa disadari aku menyukai tempak pojok. Saat bekerja, saat menangis, saat bercermin aku memilih tempat pojok, dan malam itu aku menonton dipojok sendirian, diujung pangkal pojokanku juga seorang pria sendirian mungkin dia sedang merasakan hal yang sama denganku. Ada sekumpulan abg terlihat menertawakan posisiku dan pria itu, mungkin dalam pikirannya kami adalah sepasang suami istri yang akan mengakhiri hubungan dengan menonton bersama sebelum bercerai *tsah! o_0

Semua orang tertawa menonton "Megamind" si tolol yang selalu merasa kalah saingan oleh si MetroMan dan akhirnya memutuskan dirinya untuk menjadi seorang penjahat karena dia berpikir itulah takdirnya, dimana kebaikan selalu menjauh maka kebalikan dari kebaikan adalah dirinya.

Hampir separuh lebih film itu aku juga belum bisa tertawa maka kuputuskan untuk pergi. Sampai di goa tapak suci aku berkemas, rasanya ingin pergi sejauh mungkin dimana udara segar dapat aku hirup, dimana aku bisa merasa terbang. Salah satu cara membuat diri kita berada di angkasa adalah naik pesawat terbang karena aku tidak punya sayap atau jubah layaknya "Metroman". Aku tidak peduli begitu banyak orang yang mengkuatirkanku. Aku mendapat tiket untuk esok hari, dengan penerbangan serba bonus...ya! bonus delay lay lay lay ahahahaah.
~Begitu cepatnya sehingga awan tak sempat lagi membuat bentuk-bentuk ajaib di langit~

Aku sempat memperhatikan kawanan awan berbaris hampir membentuk sebuah nama pagi itu, sampai kemudian awan putih pekat menuju mendung menutupi. Sesuatu yang bergerak cepat membuatku tidak bisa memegang dan mengendalikannya, seperti diriku saat itu. Hanya ingin berlari cepat tanpa memikirkan apapun, tidak peduli apapun. Begitupun pada tempat yang kutuju, aku tidak menemukan apapun. Tidak ada apapun. Akhirnya aku putuskan untuk kembali dengan kemenangan dapat mengendalikan diriku dan perasaan yang tidak pernah aku tahu itu.

Efek-efek yang hebat ini diakibatkan hanya oleh sebuah "kata-kata", bahkan kata-kata yang keluar dari mulut "seseorang yang tak dikenal oleh hatiku". Kata-kata yang sedikit membentak pernah membuatku dapat menangis tetapi kata-kata yang tak mengeluarkan tenaga darimu sedikitpun membuatku terluka, bahkan "kata-kata yang seharusnya tak sempat ia katakan itu". Kesimpulanya aku menemukan diriku terluka oleh kata-kata. Sehingga aku menangis saat seseorang sahabat mengirimkan lagu untukku, kenapa Shelda seperti malaikat yang begitu tahu hatiku. Aku percaya Tuhan telah mengirimkanmu Shel, untuk membuatku bisa menangis:*

~Words can hurt you if you let them People say them and forget them Words can promise,words can lie But your words make me feel like I can fly~

Mungkin juga salahku, membuat orang tak dikenal ini memasuki area biru yang tadinya sudah steril oleh warna ungu. Aku tidak mengenalnya dan merasa mengenalnya bertahun-tahun dan kata orang itu salah.Tapi siapapun bisa mendapatkan rasa nyaman bahkan dari seorang yang tak dikenalnya, seperti koala menemukan batang pohon yang lembut, dia akan memegangnya erat-erat. Seharusnya jatuh dari pohon itu sudah diperkirakan jauh-jauh.

Ternyata hatiku hidup kembali setelah dua tahun yang lalu aku pikir sudah mati. Bisa merasakan pata h hati berarti secara tidak langsung menyadari bahwa aku masih nomalkan? :)) patah hati dan kecewa adalah dua hal yang berbeda, aku pernah kecewa karena diajak seseorang yang aku kagumi merayakan kebahagiaannya mendapatkan seseorang yang dipujanya selama bertahun-tahun, tapi itu bukan patah hati :)

Kali ini aku patah hati oleh seseorang yang tak pernah ku pahami tapi membuatku nyaman, seseorang yang jauh tapi terasa seperti dekat, seseorang yang sangat aneh selera musiknya tapi membuatku gemas, dan seseorang yang selalu membuatku kesal sekaligus kangen. Aku tahu ini gila tapi aku percaya hatiku. Walau terlihat sakit tapi aku ingin tetap memeluknya, bukankah aku sudah gila? jadi ti dak aneh bukan jika melakukan hal yang gila. Tapi toh ternyata aku belum cukup gila untuk melakukan hal-hal yang diluar wajar, hatiku tetap berpegang pada percaya akan hal baik diluar sana akan terjadi. Keajaiban-keajaiban kecil atau besar akan datang. Terlalu berlebihan mengatakan ini "cinta" untuk seseorang tak dikenal, tapi ini apa jika ia mampu merubahku kedalam hal-hal yang baik, membuatku merasa baik dalam keadaan apapun.

Setiap kata-kata yang ia katakan membuatku hidup, dengan manis atau pahitnya. Terlalu bodoh untuk menunggu tapi juga terlalu sia-sia untuk melewatkan ini dengan kesedihan. Aku tetap merasa lebih baik setelahnya, mungkin hanya kebetulan jika "kamu" yang menjadi seseorang yang tak dikenal itu, harusnya bisa siapa saja, dimana saja.

Sebelum atau sesudah ini aku tetap percaya kabar baik akan tetap selalu datang... oleh siapapun "kamu" ataupun bukan :)

Hmmmmph...aku sudah merasa lega, ini hanya soal waktu meski setiap kenangan tidak pernah bisa dihapus, setidaknya seperti saat sedang mengalami sakit perut dan kita lupakan dengan teridur, dengan sendirinya esok pagi pasti keadaan akan berubah ;)

10/13/2010

"Fall in love at coffee shop"

Adalah sekumpulan cerita ringkas tentang pernak-pernik dan racikan rasa disebuah ruangan beraroma segala macam jenis kopi. Tanpa disadari banyak kejadian disebuah ruangan berkapasitas segelintir manusia ini, disisi lain seorang barista meracik kopi dan ditengah asiknya mbak kasir yang mempesona. Manusia patah hati yang ingin meluapkan sakit hatinya dengan menelan kopi hitan kental, juga pertemuan pertama yang dinamakan kopi darat sampai manusia-manusia sibuk dengan meetingnya bersama klien. Semua terjadi disini, ditempat ini. Coffee Shop!



Beberapa ratus hari yang lalu, saya menunggu seseorang dari habis siang sampai malam hingga kopi saya terasa hambar dan dingin, menunggunya membuat saya hilang kesabaran tetapi karena disini, ya di "coffee shop" ini adalah pertama kali kami bertemu, pertama kali kami berkencan dan pertama kali kami saling bercerita jauh kesana kemari maka saya memilih bertahan sampai malam dan tanpa kedatangannya. Akhirnya esok saya kembali ke Jakarta dengan kereta hampa. --unknown, Bandung--


Saya menghabiskan waktu dari pagi hingga sore hari untuk menulis sendirian dipojokan "coffee shop sampai hari mulai menjemput malam "genkgez" datang dan kami menghabiskan waktu sampai pagi untuk meramaikan final piala dunia. Amazing!


Seseorang yang berbeda, pertemuan pertamapun di "coffee shop". Dia memesan ice cappuccino untuk pertama kalinya membuat saya merasa begitu nyaman, setahun kemudian patah hati dengannya membuat saya "drink till drop" ehm tentu saja bukan di coffe shop yang ini ;p

Pernah ada yang berbaik hati mentraktir saya di "coffee shop" demi merayakan keberhasilannya memiliki perempuan idaman yang dia incar selama bertahun-tahu. Euh! kopi mahal itu seketika menjadi pahit karena saya tengah mengagumi makhluk ini o_0!

Malam ini, saya ingin melepaskan kerinduan bersama genkgez yang tercecer. Saya begitu menyayangi mereka selayak saya sangat mencintai (coffee) shop ;)


9/22/2010

HALLO im back!!


Hallo!!

Bagaimana memulainya ini, saya ingin bercerita tapi cerita yang mengalir dipikiran saya tanpa basa-basi atau sedikitpun saya kurangi, tapi kok mendadak bingung ya. Pagi hari ini terlihat teratur seperti beberapa hari sebelumnya (yaah seminggu inilah *jujuur jujuur hayooo jujur), datang ke kantor tepat waktu (itu yang penting) meski pulang tanpa aturan. Tapi jujur hari-hari di bulan yang begitu saya favoritkan ini hidup terasa menggairahkan. Someone make me smile everyday ^^
Btw, maaf lahir batin blog kalau sudah lama tidak mengunjungimu setelah masa-masa yang begitu hebat. Oke! langsung saja mari bercerita.


Duka
Melihat kebelakang beberapa waktu kemarin saya sedang mengalami masa "ababil" alias anak babi labil hah!! kehilangan beberapa sahabat bahkan kami menyebut diri kami "genkgez", kami sudah begitu dekat, bisa saling memahami, istilahnya satu sakit yang lain juga ikut sakit, memang kami mirip geng preman pada masa-masa sekolah tapi sesungguhnya hati kami sangat lembut buktinya perpisahan ini membuat guncangan yang hebat buat kami berenam. Kami percaya ada rencana lebih hebat yang sudah ditenun oleh Tuhan untuk masa depan kami, tapi sekali lagi melewati proses tenun tersebut pasti tidak mudah. Berkali-kali saya tahu betul tentang dinamika perpisahan tetapi berkali-kali pula saya tersungkur jatuh olehnya *kasihan. Walaupun kehilangan secara fisik tetapi rasanya seperti patah hati, karakter yang beraneka ragam membuat kami saling bisa melengkapi mirip sebuah puzzle, see! kalau bagian-bagian puzzle itu tercecer tentunya tidak akan bisa menciptakan tampilan warna yang utuh. Saat hari perpisahan itu tiba saya sudah berada di Kediri, berkumpul bersama keluarga sangat menolong untuk tidak meneteskan air mata tapi pepatah bilang meneteskan air mata dalam hati justru akan menggoreskan luka yang dalam, entahlah kenapa perpisahan kali ini terasa begitu berat padahal kami masih sehat-sehat saja ehm maksudnya bukan perpisahan oleh kematian atau jarak yang sangat jauh, mungkin karena dipikiran kami sedikit tertanam bahwa ada pihak-pihak yang sengaja memporak-porandakan puzzle ajaib ini, tapi itu hanya pikiran kami kok (:
Sekarang kami semakin yakin ada rencana-rencan abaik di luar sana dan genkgez tidak akan pernah mati oleh apapun dan dimanapun *terdengar maniskan?.


Suka
Yess!! jatah umurku di dunia ini berkurang jadi semakin mendekati pertemuan dengan papa, tidak kamus baru yang mengatakan saya menerima papa baru jadi lebih baik saya mati! *ini serius. Diusia yang baru ini kok saya merasakan bahwa saya semakin membaik, kehidupan religi, sosial, kesehatan Alhamdullilah membaik, eh ekonomi??? amiiiiiinlaaaaah..
Pernah percaya dengan hukum alam, orang baik akan selalu dipertemukan dengan orang baik, dan saya percaya "itu saya" sepanjang proses tenun ini saya selalu dipertemukan dengan orang-orang baik, di kantor, di kostan, di jalan, tukang ojek tukang taksi dan (dihatiku *ini alay bgt o_0).
Saya bahagia mengenal genkgez yang baik walau kadang-kadang nyebelin, ikut damai juga bersama geng sebelah yaitu geng "tokem" :p. Saya senang dengan pimpinan yang baik hati bahkan mau berjalan di gang sempit berkelok-kelok dengan kami hihihi, saya juga happy banget mengenal makhluk-makhluk lucu di kostan mereka membuat hidup saya sangat sehat. Tidak kalah pentingnya bahkan sangat penting adalah saya punya dua manusia yang lahir ditakdirkan menjadi kakak saya, mungkin mereka merasa musibah memiliki adik yang bandel mirip saya ini tapi saya percaya mereka berdua sangat mencintai saya begitu juga sebaliknya. Semakin mencintai ikan cupang saya yang bernama Sruntul itu, meski saya pilih yang paling terjelek dari koleksi abang ipar saya tapi Sruntul cukup sigap menghadapi bundanya (saya) dalam berbagai keadaan. Terakhir yang begitu istimewa, si pekerja keras yang bisa diajak sharing apapun, sebelum tidur dan sebangun tidur terasa selalu dekat dan selalu bawel dengan keadaan saya, feel so lucky to be your someone.Heart.

Huru-Hara
Begajulan dan bekerja keras harus seimbang. Toh begajulan kami tidak membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekitar jadi kalau FPI melarang ya sory..sory jek!! hahaaaah.
Saya, kami genkgez dan kami berdua sangat mencintai pantai....jadi kami akan menabung demi menginjakkan kaki di pantai yang kami ingini. Di pantai....air, pasir dan langit terasa menyatu seperti kami semua dipertemukan dan dipersatukan oleh perbedaan-perbedaan itu, dan.....seperti kami yang ditenun proses hidup kami olehNYA dengan segala motif suka, bahagia dan huru-hara.


Terimakasih sang Satelit Hati & Jiwa, dan hallo misteri! mari berpetualang setiap hari \,,/

8/17/2010

"Siklus Kardiak-ku"


Saat cahaya mulai berpendar,

Sehabis hujan,

Setelah dingin,

Seusai kelam

Lalu..

Kutemukan kalam

Mencatat perjalanan baru

Tentu saja terang dan hangat

di kardiakku bergema

kekuatan baru

Dan demikianlah siklus

Di antara rerantaian itu


-gals-

8/01/2010

Dancing in the strawberry avalanche

Suatu malam saya bermimpi tentang indahnya menari di longsoran Strawberry, disana saya mengajak seseorang dengan misi agar dia tahu bagaimana rasanya menari dengan sempurna yaitu menari dengan perasaan senang, bebas, memiliki kepercayaan sepenuhnya yang tadinya hilang dari dirinya. Malam itu saya ingin mengajarkan dan memperlihatkan bahwa bahagia itu nyata dan nyata itu jika kita mewujudkannya. Untuk memperlihatkan betapa hebatnya efek sebuah tarian, saya mengajaknya menari, meskipun saya megajarinya hanya semalam saja, saya selalu berharap dia akan selalu menyadari bahwa sesuatu yang hilang dari dirinya akan kembali. Saya mengajarinya dengan kekuatan penuh sampai batas saya menari telah habis.

Saya suka bagian saat kami menggerakkan tangan bersama, kaki melangkah kesana kemari dengan ayunan, melompat dan berputar-putar dengan bahagia. Badan terasa ringan begitupun beban kami, seolah kami memang dipertemukan untuk tarian ini tanpa pernah kami tahu dan percaya bagaimana kedepannya nanti. Kami menari dan terus menari sampai peluh kami berjatuhan, hingga kami sadar kami harus berhenti.

7/31/2010

GATOT KACA!!






Halo!! apa kabaaaaaaaaaaaaaaaaaar Nusantaraaaaa!!! inikan malam minggu!! yeaaaah \,,/ dan saya adalah salah satu manusia dengan rencana gagal total di akhir pekan, Anda mengucapkan selamat? terimakasih (:

Ceritanya bermula....ehm ehm begini.....
Pada suatu hari yang sangat matang kami: yaitu saya, anggota genkgez Shelda, Wina dan mungkin ditambah satu maklhuk ajaib yang belum jelas pilihan hidupnya adalah ses Itiek juga bisa jadi berondongnya ses Itiek si model Reza akan ikut rombongan kita (yang ini tante senang..wink..wink) ke paradiso pantai impian "Karimun Jawa". Setelah beruntun event tentu kami dapat off day makanya ingin mempergunakan waktu off dengan seindah mungkin ya ke pantai impian tersebut dengan backpackeran. Rencana sudah sangat matang...bayangan juga sudah muluk-muluk..nge-bir di pantai, snor-keling atau poto-poto sudah sangat bisa di imajikan. Tapi sehari menjelang hari H dapat kabar bahwa saya dan Winna harus berangkat ke Medan (nguaak-nguaaaak), emosi jiwa tentu, marah? hhmm kalau sudah urusan negara mau marah ya gak makan hahahhaha. Ok! gapapa akhirnya kita siap ke Medan dengan sangat tidak enak karena justru saya yang membatalkan ke Karimun padahal saya adalah orang paling ngeyel yang ingin berangkat kesana (tunjuk idung sendiri yang pesek). Itung-itung jalan-jalan ke Medan gratis, ngerasain duren Medan yang alamaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakjang!! dan ketemu handai taulan disana sepertinya tidak terlalu buruk, begitupun sahabatku Shelda juga akhirnya membuat acara dadakan dengan teman-teman kuliahnyanya. Ok berarti tanpa masalah. Bener tanpa masalah???

Tuung....tang...tung..teeng..jleeeemb!
Pagi-pagi Wina telepon dan mengabarkan bahwa kliennya tidak jelas jadi mendingan kita batalin saja ke Medan...(nguiing-nguiing). Wajah sayu..letih lesu dan melihat itu teman-teman saya yang baik membuat plan C alias rencana dadakan yaitu kami akan membuat jelajah kota tua..yaaa dan intinnya tetap poto-poto, duunk!!. Rencana dadakan diterima, oke! baiklah....sampai akhirnya Shelda berangkat ke Bandung, Wina masih sibuk dengan check labnya...dan saya..oh entahlah, hari ini saya pagi-pagi menonton fil Avatar 3D, lumayaaan...kemudian hingga sore mengurus urusan "cari uang sampingan" hohohoo yaaaa mengurus gals Collection. Alhamdullilah urusan belanja kelar tinggal kirim barang, terimakasih untuk Dea yang setia menemani dan sekarang saya dengan sukses terkapar demam menuju flu, Alhamdullilah lagiii..........
Jadi intinya yaaaa rencana yang banyak itu Gatot Kaca alias Gagal Total kakean Cangkem :p




Eh, ada yang kurang...akhirnya saya memakai off day saya sehari penuh di hari Jumat untuk menemani Winna ke Prodia dan berakhir di Toys Cafe, kami bermain menggila seperti anak-anak *senang dan malamnya ditutup dengan cocktail, not bad lah yaaaa.....

Dan satu lagi..minggu ini saya sempet dikelonin Ibu, meski hanya semalam tapi hangat sekali. I love you Ibu. Satu lagi saya mendapat gelang yang begitu indah dari seseorang yang sempat spesial...terimakasih :)

Akhirnya selamat berakhir pekan semuanya...dibalik semua yang berantakan tentu ada hikmahnya..saya harus istirahat.

Iyakaaaaan....?!

Gud nite bloogs...Sroo000ttzz zzzz zzZZzz

7/29/2010

Weird.

For a reason I can't stop singing.

~Aku mati rasa
Tak bisa lagi ku merasakan cinta
Uu uu uu~


I need help.


Seriously.

7/21/2010


THIS IS GALS
"Your Style is Your First Impression" (:

gals Collection, July



087878115212 for order

"Karamel"



~....sejak engkau menyapaku hatimu menjadi incaranku....~


Pernah mendengar lirik diatas? lirik tersebut adalah penggalan sebuah lagu ciptaan Eros S7 yang berjudul "Luna Kelam".

Pada suatu hari yang sangat riuh gaduh panik disko, sibuk dan teman-temannya itu rasanya sangat tidak mungkin untuk seorang saya tersenyum apalagi tertawa cekakan seperti biasanya, sungguh mustahil. Kami sedang tidak bersemangat seperti layaknya konsep acara yang terjadi sekarang ini, mengumpulkan dana untuk saudara-saudara kita yang terkena bencana alam. Sebuah musibah tentu datangnya tanpa kita duga dan secara tidak langsung dampaknya ya pada acara sekarang ini, dadakan tanpa konsep yang matang dan tanpa persiapan yang mantab tapi ya sudahlah yang penting niat kami tulus untuk membantu saudara yang sedang tertimpa musibah. Konsep yang kurang matang tersebut berdampak sedikit fatal yaitu rundown yang amburadul dan kami sangat jarang mendapat senyuman ramah dari para pengisi acara malah kebanyakan dijutekin. Nasib!.

Rasanya ingin segera melepas seragam yang kami pakai. Bersamaan setelah saya mengantar salah satu pengisi acara kedepan gedung karena si pengisi acara tersebut sudah menyelesaikan tugasnya saya duduk lemas disebuah bangku dimana para pengisi acara lain sedang menunggu giliran manggung. Saat menoleh kesamping kanan tanpa disadari ada yang tersenyum bak malaikat, dari bahasa bibirnya terlihat seperti mengatakan "sudah...tenang saja.." oh Tuhan saya merasa sedang menemukan oasis di padang pasir. Ini tidak berlebihan disaat saya tertekan dan merasa sangat letih sekali, senyuman tersebut sangat meneduhkan. Disinilah awal lirik lagu diatas tersebut seperti mengawali cerita saya.

Eh sebelumnya perkenalkan nama saya Karamel, uhm entah kenapa kedua orang tua saya memberikan nama itu buat saya mungkin mereka berharap saya tumbuh menjadi anak yang manis seperti gula-gula itu. Umur 24 tahun dan masih setia menjomblo dan saya seorang pemimpi sejati. Ya! saya seorang pemimpi yang hebat karena saya percaya segalanya berawal dari sebuah mimpi dan sejak malam itu mimpi saya bertambah satu lagi, saya ingin kenal si empunya senyum malaikat tak bersayap itu.

~Jangan biarkan mimpi sekedar menjadi sebuah mimpi~

Sebenarnya sudah tahu tetapi belum mengenalnya lebih, si pemilik senyum teduh itu mengisi beberapa kali acara saya tapi ah siapa dia, terserah bodo amat meneketehe. Tapi semenjak malam itu saya bertekad melakukan apa saja untuk bisa mengenalnya, membuat dia tahu keberadaan saya di dunia ini, setidaknya. Beruntung karena di posisi saya sekarang ini juga orang sekeliling yang sangat bisa diandalkan bisa membuatnya bertemu saya lagi tanpa dirinya sadari. Beberapa kegiatan yang melibatkan si senyum maut tersebut bisa terangkai dengan apik dan lancar karena selain memiliki senyum yang menenangkan doi juga memiliki talenta yang aduhai *ini bukan gombal juga bukan sihir.

Nama saya Karamel dan buku favorit saya adalah "Totto Chan Gadis Cilik di Jendela". Entah kenapa buku itu menjadi buku terfavorit saya, posisinya mengalahkan buku-buku Paulo Coelho atau buku yang hebat lainnya, membaca buku Totto Chan merasa bisa memahami diri sendiri, membahagiakan dan entah dengan alasan apa saya menghadiahkan satu buku favorit saya ini kepada si pemilik senyum abadi *lebay 240 kg. "Biarkan".

Mimpi, terkadang Tuhan memiliki rencana yang indah terhadap impian kita, mewujudkannya sedikit atau bisa jadi banyak sesuai yang kita impikan.

Hari ini betapa tidak berbunga-bunga udara disekitar bahkan sampai ke dalam otak saya, saat sedang sibuk-sibuknya hari H sebuah acara, tunggu...tunggu! sebelumnya untuk yang bingung saya "Karamel" adalah gadis yang bekerja disebuah perusahaan tukang beracara, ok lanjut! dan ditengah keriwehan saya hari ini si senyum peruntuh dunia itu datang, entah karena keisengan saya mengundangnya datang (yang pasti saya belum sempat bermimpi bahwa dirinya akan benar-benar bersedia datang) atau karena kebetulan si dia berada ditempat yang sama atau karena kebetulan yang teratur yang Tuhan buat entahlah, yang pasti ini kebetulan yang sangat indah buat saya, membuat saya tidur dengan senyum pastinya malam kemudian.

Bahagia, yang pasti impian membuat si senyum teduh tahu keberadaan saya di dunia ini tercapai dengan tuntas "terimakasih Tuhan" kejutan apalagi yang akan KAU berikan, sentuhan tanganMU semua mengandung magic, Alhamdullilah saya tidak pernah menyesal sedikitpun untuk bermimpi meskipun seluruh isi dunia menertawakan.


"Karam....karam..karam!! Mel..Mel!! cieeh itu diliatin sama si senyum maut!".
Alhamdullilah detik ini saya sedang melihat langsung si manusia yang senyumnya dapat meruntuhkan dunia saya itu sedang bersenandung merdu di hadapan saat acara launching buku-nya, ramuan senyum teduh dan tatapan "bidik paningal" membuat saya sungguh ingin pingsan!.

Nama saya "Karamel" hidup saya penuh mimpi dan saya bahagia Tuhan menyentuh saya untuk selalu membuat impian saya bukan hanya sekedar menjadi mimpi.

I love you Soul Satellite, GOD

;)

7/15/2010

Today I feel

15 Juli 2010
Semangat, melankolia dan pantang menyerah!!

Sibuk tapi merasa begitu bersemangat oleh pekerjaan, yup! bos baru yang smart juga persiapan Teen Icon 2010 juga event-event lainnya membuat jiwa ini bergelora *halah. Ada hal lain yang membuat aku juga semakin bersemangat, kembali mengurus "Gals Collection Boutique" juga tulisan "Hujan,langit dan kupu-kupu" yang semakin hari semakin matang, aku berjanji pada diri sendiri untuk menyelesaikannya pada September ini (: . Begitu bersemangat walaupun kadang badan ini terasa lelah untuk mengimbangi semangat tersebut.

Hari ini telah menyelesaikan segala printilan untuk Grand final Teen Icon 2010 yang akan berlangsung hari sabtu ini, lega sampai kemudian ada sesuatu yang membuatku diam, sangat sedikit bicara.
Merasa perlu mencari fila-file (akh! ini kenapa jadi terasa berat untuk bercerita yaaa -_-'), iya berawal mencari file-file lama akhirnya aku mencoba mencari di sent item email dan dari file tersebut banyak menemukan cerita lama layaknya membuka diary yang sudah tertutup rapi. Bermula dari beberapa file yang pernah aku kirim kepada seseorang weeew banyak sekali teryata cerita-cerita yang tersimpan rapi itu, duuh jadi malu termasuk lagu "Gravity by Coldplay" doh dari dua tahun kebelakang ini proses pematangan diri begitu mantab ternyata. Akhirnya disingkat saja "to someone "Kunil" i just wanna say sorry for everything, u know ur the best i ever had" sudahlah..bumi berputar dan waktu akan berjalan cepat tidak akan bisa kembali lagi, jikalaupun kesempatan itu hadir, aku akan menggegamnya erat-erat.


Tiba-tiba perasaan melankolia pupus, menyalakan facebook sebentar demi membunuh waktu dan menemukan sahabat waktu kuliah yang kemaren sempat menghubungiku dan hilang tiba-tiba karena my gadged BB sedang kampreto alias rusak. Ya, pada hari sabtu atau minggu kemaren saat aku sedang bertemu Wida di Sky Dining Plaza Semanggi tumben-tumbenan "Pepel" (nama aslinya Felicia Cyndiana) menyapaku di Ym, dia sedang berada di Singapore untuk menemani adiknya berobat, dengan terkaget-kaget aku mendengar adiknya sakit kanker lidah dan lagi-lagi karena BB acakadut maka terputuslah obrolan kami berdua dengan kesan "aku sangat sombong" seperti tidak mau diajak mengobrol padahal itu karena BB-ku benar-benar sedang menyebalkan, bayangin aku tidak bisa memencet huruf A dengan normal dan batrenya mengharuskan isi ulang alias nge-charge bisa empat kali sehari eerrgghhhhhh *sambil garuk-garuk lantai.o___0

Semenjak obrolan terputus itu aku sulit menemukannya onlen dan baru hari ini kami mengobrol lagi.
Sangat sedih mendengar semua ceritanya, seolah-olah mengerti betul kesedihan Pepel sebagai seorang kakak yang melihat adiknya menderita sakit. Jadi ingat saat-saat menemani almarhum Papa waktu kanker paru-paru, juga terakhir kemarin bundanya mbak Nisa yang sudah aku anggap sebagai bunda sendiri sakit kanker hati. Betapa sakit melihat orang-orang yang kita sayangi menderita, apalagi kita tahu hanya keajaiban Tuhan yang bisa bekerja menyembuhkannya. Aku merinding saat mengobrol sama Pepel, sahabatku yang begitu kuat itu terlihat begitu sedih aku bisa merasakannya meskipun kami jauh. "Kapanpun aku akan ada untuk diajak bercerita darl, i promise" begitu janjiku.


Hari ini aku banyak belajar, waktu terasa begitu cepat bertumbuh dari yang pernah ada jadi tiada, dari yang selalu bersama kini saling jauh, dari yang sehat jadi sakit, dari yang tidak saling mengenal lalu bisa memahami satu sama lain. Akh! pikiranku sudah mulai melayang jauh sebaiknya aku segera menyudahi ini dan pulang. Aku bisa saja lelah tapi tidak untuk lelah memahami semua proses ini.

Just thanking GOD for all the process of me.

Red Mango Print ad
For Urban Style Magazine
Creative by me
-March 2010-


Pucelle Advetorial
For Teen Magazine
Creative by me
-March 2010-


Laurier Advetorial
For Teen Magazine
Creative by me
-March 2010-


Print ad "Konser Amal Untukmu Minang"
For Sedaya Citra Media
2009


Teen Pensi with Fanta
For Teen Magazine
Creative by me
2009


Viva Advetorial
For Teen Magazine
Creative by me
-May 2009-


Poster Teen Pensi with Conello
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-Oct 2008-


Bango Recipe
For Tabloid Bintang Indonesia
Creative & visual by me
-Agt 2008-


ALBA Advetorial
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-Agt 2008-


Recipe Booklet
for Tabloid Aura
Creative by me
-Agt 2008-


Poster Teen Icon Grand Final
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-July 2010-

XL Facebook Advetorial
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-July 2010-


Sugus Advetorial
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-July 2010-


XL Funbook Advetorial
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-June 2010-


Puteri Advetorial
For Teen Magazine
Creative & visual by me
-June 2010-


Mountea Advetorial
For Teen Magazine
Creative and visual by me
-May 2010-

Poster Teen Pensi with KFC
Creative & Visual by me
-February 2010-


Viva Advetorial for Teen Magazine
Creative & Visual by me
-April 2010-


Pensi TEEN Magazine with KFC
Media: Poster
Creative & Visual by me
-April 2010-


Esia semi Advetorial
For "Teen Magazine"
Creative & Visual by me
-April 2010-

Print Ad Produgen
For "Tabloid Bintang Indonesia"
Creative & visual by me
-July 2010-

XL Gila Bola semi advetorial
Creative & Visual by me
Fashion Stylist by Ryan Ogilvy
- June 2010-

6/23/2010

De Gengkgez

Ada yang mau tahu apa itu "de gengkgez?", ok! meskipun tidak ingin tahu tetap saja gue mau kasih tahu hahaaaha *maksa.

Genkgez terdiri dari 6 gadis (mm ya gadis o_0) agak sekidit error yang dipertemukan dengan tidak sengaja disebuah perusahaan media.
Sama halnya dengan perusahaan yang menaungi 6 media cetak tentu saja 6 gadis tersebut juga memiliki karakter yang bebeda-beda.
Berikut rinciannya:


1. Mrs.Begh
Nama asli doi adalah Intan Kartika Sari (ini bukan keturunan si

empunya pabrik kueh yang terkenal itu yak!) tapi doi ini asli dari Pekanbaru dan
selalu mengaku sahabat seorang vocalis Band yang mm lumayan o_0. Kenapa nama yang
begitu indah tersebut berubah menjadi Mrs. Begh, begini ceritanya, dikarenakan ukuran
badannya yang kian hari kian melebar dan seiring melebarnya badan maka salah satu
anggota tubuhnya yang (menonjol) terebut juga pasti akan membengkak, ups! maka bisa
diimajikan andaikan terkena gamparan (itu-nya) maka akan berbunyi:
"begh..begh..begh.." pernah nonton film kartun dengan efek yang sangat lebaykan?.
Mrs. Begh adalah seorang admin handal untuk promosi 6 media tersebut, bila
melihat wajahnya seperti melihat duit, hahahaha *lagi. Satu-satunya kelebihan
Mrs.Begh adalah kelebihan badan..eh enggak juga dink si doi kadang-kadang berperan
sebagai ibu di genkgez terkadang juga berperan sebagai "Bayi Bengkak".

Bersambung.....

6/22/2010

Seseorang dapatkah membantu saya?

Adakah yang bersedia membantu membuat blog yang baik dan benar :(
Blog saya masih jauh dari benar dan baik. Tolong..., terimakasih (:

2/21/2010

Menjadi RINGAN


Pernahkah terpikir bahwa kita adalah layang-layang yang dilepaskan tanpa beban apapun...terbang jauh tinggi keangkasa tanpa batas, bebas dan ringan. Sukses dan tidaknya layang-layang yang terbang ditentukan oleh tim yang hebat antara tangan-tangan yang handal juga angin yang bersahabat. Meskipun setelah terbang bukan berarti layangan bebas hambatan, tentu saja angin bisa berhembus tidak sesuai kehendaknya.


Stirnus, Desember


“Duuh hujan lagi hujan lagi” keluh seorang gadis yang sedang berlari melipir ketepian menghindari hujan disore hari itu. Kota kecil nan padat itu sudah mulai kehilangan aktivitas penduduknya, hujan disore hari yang datang tiba-tiba tanpa check sound membuyarkan kesibukan pasar disudut kota itu, semua orang merapat ketepian termasuk Syanish, gadis kecil mungil yang tengah pulang dari les menari. Dengan kawat yang memenuhi giginya Syanis mahir menarikan bibirnya manyun kesana kemari. Hmmm coba tadi dirinya membawa sepeda kan bisa lebih cepat sampai rumah, daripada kedinginan seperti ini mana kanan kiri berdempetan bapak-bapak dan ibu-ibu lengkap dengan bau khas pasar.

Lima belas menit berlalu akhirnya hujan reda juga, selesai hujan kota kecil Sturni nampak segar, aroma genteng yang nyaman telah membayar semua keluhan para pengungsi hujan, lampu-lampu mulai dinyalakan berarak dengan senja dan langit yang mulai menggelap namun cerah menambah suasana yang romantis dan teduh dikota itu. Sepanjang perjalanan pulang ditrotoar Syanis bersenandung dan menari-nari seakan seluruh tubuhnya tahu bahwa diujung sana ada pelangi yang membisakan keceriaan hatinya.
Sampai disudut jalan Syanis menemukan tiang lampu yang semakin memuncakkan tarian-tariannya, dia melingkari tiang itu serasa ditaman bunga dengan keajaiban kupu-kupu penuh warna.
Sayup-sayup Syanis mendengar petikan gitar disertai suara merdu namun sedikit berat dari toko alat-alat musik disudut jalan itu, betapa enak lagu itu ditelinganya hingga membuatnya penasaran untuk melihat secara langsung sumber keselarasan nada dan suara itu.

.....see you slowly swim away
Cause the light is leaving town
To a place that I can't be
There's no apologies

Just go on
Just go on
There's still so many things
I wanna to say to you
But go on
Just go on
We're bound by blood that's moving
From the moment that we started
From the moment that we started
Just go on
..............

Meski rasa penasaran Syanis semakin menjadi-jadi untuk melihat sosok yang menciptakan harmony indah dari sudut jalan itu, tapi ia harus menetapkan hati untuk segera pulang, dipikirannya terlintas tentang ibunya yang sendirian dirumah menantinya dengan secangkir cokelat hangat dan roti isi pisang kesukaannya.

Hatinya lega saat titik-titik hujan itu belum turun lagi sampai dia memasuki gang rumahnya, apalagi bunga-bunga yang mulai mekar datas gerbang rumahnya sederhananya sudah semakin terlihat jelas.
Saat akan membuka pintu gerbang mungilnya tiba-tiba matanya tertuju pada rumput-rumput basah dan diujungnya terlihat mengikat kertas-kertas yang digulung, rasa penasarannya semakin mencuat untuk membuka gulungan-gulungan kertas yang terikat diujung rumput-rumput liar tersebut, dalam hatinya bertanya siapakah gerangan yang melakukan pekerjaan iseng ini?.

Dilepaskannya satu kertas dari ikatan rumput dan dibukanya perlahan, ada rasa deg-degan saat membuka gulungan ini seperti anak kecil yang sedang mengendap-endap mengambil buah tanpa sepengetahuan pemiliknya. Syanis melongo saat melihat tulisan dalam gulungan kertas tersebut "malaikat aku ingin layang-layang" dengan rasa penasaran yang kedua kalinya Syanis membuka kertas kedua kemudian dibacanya lagi, dengan khas tulisan anak-anak gulungan kertas kedua bertuliskan "malaikat aku mau ibu, sepeda, juga pensil warna" hingga Syanis membuka gulungan kertas kesekian dengan kesekian rasa penasarannya. Syanis masih berusaha memahami apa maksud surat-surat kecil yang berisi doa-doa keinginan yang ditujukan kepada sang malaikat ini, disisi lain Syanis tersenyum geli merasa surat-surat permintaan ini sangat manis sekali.

Balutan nyaman piyama tidak juga membuat Syanis segera terlelap, pikirannya masih bertanya-tanya tentang surat-surat kecil yang lucu untuk sang malaikat tadi, dibenaknya bukan lagi soal siapa yang menuliskan surat-surat mungil itu tapi dalam hati Syanis bertanya apa benar malaikat-malaikat itu akan menerima surat-surat kecil itu. Pertanyaan itu semakin jauh saat Syanis ingat kata-kata ibunya bahwa saat turun hujan malaikat-malaikat akan turun besertanya, jadi jangan menggerutu pada hujan.

Keesokan harinya...

Pagi hari yang sejuk, embun-embun yang menetes tulus pada dedaunan, udara yang masih belum terkontaminasi peradaban manusia. Sepagi itu Syanis sudah bangun untuk membantu ibunya mempersiapkan bunga-bunga yang akan dijual dipinggiran trotoar kota Sturni. Hanya seorang ibu yang Syanis miliki, berdua menghabiskan hari-hari, saling mengisi dan mendukung juga bekerjasama mengembangkan kebun bunga dan buah-buahan peninggalan Ayah Syanis. Ibu dan anak itu berangkat bersama menuju kota untuk membuka kios bunga sekalian Syanis berangkat sekolah setelah membantu ibunya.
Dengan bersepeda Syanis lebih cepat sampai disekolah, dibanding teman-temannya Syanis tampak kurang tertarik dengan persiapan ujian yang terlalu menggebu-gebu, meski Syanis pintar dalam Matematika dan IPA tapi dia lebih tertarik untuk melanjutkan sekolah musik dan tarinya, lagipula Syanis tidak ingin jauh-jauh meninggalkan Ibu semata wayangnya.

“Hei Syanis besok malam kita semua akan datang dipesta tahun baru ditengah kota, jadi jangan lupa persiapkan gaun yang paling indah juga pasanganmu yah” kata Daren sahabat Syanis satu-satunya yang sangat peduli dibanding teman-teman yang lain yang cenderung menganggap Syanis aneh, kurang gaul. Memangnya ada acara apa saja?, jawab Syanis dengan sedikit ragu apakah dirinya akan bergabung dengan teman-temanya yang sangat antusias dengan pesta itu. Waaah acaranya seru! kita bisa melihat kembang api yang indah, banyak makanan juga ada musik pasti kamu suka sayaang. Mendengar kata musik Syanis langsung mengiyakan dalam hati, “tapi...kalau harus membawa pasangan seperti yang dikatakan Daren sih akan terasa sulit” kata Syanis dalam hati, sekedar urusan baju sih mudah Ibu pasti punya seribu cara untuk membuat gadis kesayangannya terlihat cantik.


~


“Sudah senja ini hidup, wajahkupun sudah semakin menua kulit-kulit terasa semakin rapuh dan hari-hari terlewati dengan semangat bertahan meski kebosanan, hanya satu yang masih membuatku bertahan, Syanis". Wanita anggun, ibu dari seorang anak yang bernama Syanis itu mengamati wajahnya dalam cermin dengan segala rasa bergelayut dalam dadanya, ibarat bisul yang sudah matang dan memar tinggal menunggu pecahnya saja. Menginjak malam tahun baru berarti tidak lama lagi adalah perayaan berkurangnya jatah usia anak semata wayangnya itu dan bertambah usia gadis kecil itu dari awal menginjakkan bumi. "Sudah akan memasuki usia 16 tahun dan aku merasa sudah semakin tidak sanggup" celoteh dalam hatinya (lagi) sambil terisak dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, ada sebuah bongkahan batu karang kesedihan yang dia sembunyikan, suatu saat pasti akan terpecah dan bahkan meledakkan dirinya sendiri jika kekuatan menyembunyikan rasa perih itu semakin melemah seiring usianya.

Stirnus, 31 Desember

Berbalut gaun cantik Syanis duduk dipojokan dekat tukang kembang gula, wajahnya datar sembari tangannya memegang erat botol jus jeruk kesukaannya,pesta tahun baru ini hanya membuang waktunya baginya, Syanis kurang begitu menikmati kebersamaan ini, teman-temannya begitu asik bersama pasangannya masing-masing layaknya kisah cinta usia belia. Syanis berharap jam 00.00 akan segera tiba, melihat kembang api da segera pulang ke ibunya.
















2/04/2010

Sepincuk Nasi Pecel


Jam sporty warna hitam yang melekat ditangan sudah menunjukkan pukul empat sore namun belum ada tanda-tanda mobil honda jazz warna kuning modifikasi itu melaju kepadanya. Fiuuhhss lama banget neh lelaki padahal tadi ditelepon katanya sedang dijalan, lewat Surabaya kali ya. Setelah bibir Kinarnya monyong 5 cm dan komat-kamit cukup lama akhirnya nongol juga seseorang yang ditunggu-tunggunya. Gadis manis berbalut busana babydol peach dengan luaran kemeja hitam dengan lengan terguung rapi dan pastinya lengkap dengan sneakers warna putih itu masuk kedalam mobil yang dikendarai pemuda tinggi, bersih, rapi dengan bonus rapi.
Halooo sayang sudah lama ya nunggunya? tanya Tunas kepada gadis berwajah terlipat-lipat disebelahnya, o00oh engga kok cuma hampir dua jam aku mangkal ditrotoar itu, jawab Kinar dengan ketus.


Kinar dan Tunas adalah pasangan kekasih yang ingin serius menjalani hubungan mereka, kedekatan mereka sudah cukup lama. Hampir 2 tahun yang lalu Kinar dan Tunas menjadi mahasiswa dikampus yang sama, Kinar adalah adik kelas Tunas. Kinar adalah gadis 24 tahun yang memiliki sifat keras, cuek, cablak, terkenal sebagai badut penghibur dimana-mana, labil dan mudah panik tapi terkadang juga sangat perfeksionis. Pertemuan dengan Tunas dimulai lagi sejak enam bulan yang lalu saat tanpa sengaja Kinar dan Tunas makan ditempat yang sama, tanpa disadari saat makan bersama itu keakraban mereka mengalir begitu saja, padahal waktu masih sekampus mereka berdua sangat jarang sekali ngobrol kecuali untuk kepentingan kampus atau sekedar urusan mata kuliah, Kinar merasa tak perlu berbasa-basi manis seperti anak-anak perempuan lainnya yang mengagungkan Tunas yang memang terkenal pandai dengan ide-idenya yang fresh saat kuliah. Meskipun dalam hati mengakui bahwa Tunas memang penuh potensi tapi Kinar tidak tertarik untuk menarik perhatian Tunas seperti teman-temannya, lagipula waktu itu Tunas berpacaran dengan teman sekelasnya yang juga terkenal pemegang gelar cumlaude setiap semester. Kekesalan Kinar saat melihat Tunas dulu dan sekarang berbeda sudut pandangya, dulu Kinar kesal karena Tunas merasa paling ok sok ye meneketehe, tapi sekarang Kinar suka sebal kalau sosok tampan disebelahnya itu suka meledeknya atau seperti barusan telat karet bin lelet menjemputnya.

Sudah setengah jam mereka terjebak macet didalam aquarium berjalan warna kuning itu, kegelisahan diwajah Kinar semakin tersirat, alunan lagu the heart of life dari John Mayerpun tak membuat dia sumringah padahal Tunas sengaja me-repeat lagu itu untuknya.'"Tuhkan aku bilang juga apa..telat sedikit saja pasti akan lain ceritanya, udah tau Jakarta macetnya kaya apa? Jakartakan bukan Kediri yang bebas dari mobil parkir sepanjang jalan" lagi-lagi bibir monyong Kinar nyerocos penuh keluhan, pria disampingnya hanya mengeluh dalam hati "huufh udah bagus dijemput lagian seberapa pentingnya sih kekasihnya yang bawel ini akan mengenalkan dirinya dengan nasi pecel, lagipula tukang jual nasi pecelnya pasti juga akan disitu-situ saja" tapi Tunas tidak mau memuntahkan segala keluhannya keluar, bisa-bisa dia habis dilalap sama Kinar si preman manis itu.

Kamu pasti gak menganggp ini pentingkan? makannya tadi ogah-ogahan untuk pergi? kalau enggak mau mendingan bilang aja aku bisa kok berangkat sendiri, jam segini bisa-bisa nasi pecelnya habis dan si penjualnya udah kukut (red-berberes), dengan semakin komat-kamit Kinar menyerbu Tunas. Sayaaaang kalau aku males aku udah ga berangkat, buat apa coba aku batalin jadwal futsal sama anak-anak ya demi kamu dan demi nasi pecel yang konyol itu, dengan nada semakin lirih Tunas membuang nafasnya.Sedikit merasa bersalah karena terlalu banyak mengomel akhirnya Kinar berusaha
memecahkan suasana dengan ikut mendendangkan lagu kesukaannya yang diputar berulang-ulang itu
~I hate to see you cry lying there in that position There's things you need to hear So turn off your tears and listen Pain throws your heart to the ground Love turns the whole thing around No it won't all go the way it should But i know the heart of life is good~
Sembari si Aquarium Kuning semakin melaju menerobos celah-celah kemacetan dan muai menuju jalan yang tidak begitu Tunas Kenal, jalan-jalan kecil dengan penuh bangunan tua dan lumayan sepi.


Warna jingga sudah menyibak ujung kota itu, lembayung serasa melambai mengucapkan sampai jumpa esok lagi, disana sesosok cantik (jika itu 60 tahun yang lalu) sedang bersiap-siap merapikan pirantinya yang selalu setia dia gendong kemana-mana itu. Garis-garis wajah dan tubuhnya seperti menyeritakan seluruh sejarah yang pernah dilalui tanpa menyerah, sudah 82 tahun dan tetap tidak mau menyerah kepada keadaan sampai dia merasa dirinya tidak mampu lagi.
"Pulang mak?" tanya seorang penjaga gedung tua yang sudah biasa menikmati sambel kacang pedas Mak Paenah juga pelanggan yang setia ngutang itu, "Iyaa le wong sudah mau magrib, mau ngepasin magriban di Mesjid, awakmu ati-ati yo!" dengan suara sedikit gemetar akibat usia mak Paenah memberi doa hati-hati kepada Mas Marwan penjaga gedung tua yang biasa digunakan untuk pemotretan para fotografer-fotografer pemula sekaligus handal.
Dengan kebaya bunga-bunga yang tipis menerawang menampakkan kutang yang dijahitnya sendiri dan dengan bawahan kain batik dengan motif kawung Mak Paenah melangkah dengan pasti meninggalkan lincak bambu dimana dia menggelar dagangannya. Pikirannya menerawangan apa saja yang belum dia kelarkan dirumah kecilnya yang hanya ditinggalinya sendirian. Hidupnya memang sudah cukup seperti ini untuk seorang single fighter selama 40 tahun yang lalu, semenjak suaminya meninggal dengan tanpa seorang anak yang ditinggalkan, dalam kurun waktu 20 tahun lebih dilalui dengan bahagia bersama suaminya tanpa mengurangi rasa syukur meskipun hidup dalam kesederhanaan, maka kenangan-kenangan itulah yang menguatkan Mak Paenah untuk bertahan hidup tanpa pernikahan yang kedua kali dan tanpa ingin kembali menetap di Madiun kota kelahirannya. Semangat yang tak pernah kenal lelah dari sosok tua renta ini yang membuat tenggelamnya matahari senja itu nampak indah dengan backsound suara Adzan yang sekaligus menghentikan langkah Mak Paenah untuk berbelok ke masjid persis seperti prediksinya.


Eh..eh..eh STOOOOOPP!! sesegera rem mobil kuning itu mengeluarkan teriakan..ciiiiitttttttttttt!!! Tunas sontak juga kaget, ada apa sih?? tunggu..tunggu.., dengan gerak terburu-buru Kinar membuka pintu mobil berlari menghampiri sosok tua yang penuh senyuman itu. Tergopoh-gopoh Kinar teriak, Maakkkkkkk??! tunggu...!! sontak langkah Mak Paenah yang akan memasuki pagar Masjid terhenti, lhooo oalaaaaah kamu tho nduk..kemana saja kamu? dengan kompak Kinar dan Mak Paenah berpelukan, dari dalam mobil Tunas mengernyitkan keningnya keheranan juga kebingungan mencari parkir dijalan yang hanya cukup dilewatin sato mobil searah itu.



Setelah solat magrib bersama Mak Paenah dan Kinar duduk berhadapan miring di kakai-kaki tangga teras Masjid kecil itu sementara Tunas duduk lebih jauh disudut pilar. Gurat bahagia tergaris diwajah Kinar, nenek yang sudah lama tidak ditemuinya itu masih terlihat penuh semangat meski badanya sedikit mengurus juga kerutan-kerutan diwajahnya yang semakin jelas. Tiba-tiba Kinar teringat bahwa dia tidak sendirian ketempat ini dan tujuan aslinya memang mengenalkan orang spesial itu kepada sosok tua renta yang dia anggap sebagai neneknya sendiri itu. Mak ini Tunas...dengan senyum lengkap muka semu merah jambunya, Mak Paenah hanya tersenyum dengan ekukan pipinya yang khas akibat giginya yang pada ompong "Oooalah nduuk bagus tenan kangmasmu iki, Mak doa semoga kamu awet sm mas ini..sing pinter-pinter membawa diri dan hati lan ojo lali dungo marang Gusti.

Senadyan koyo ngopo manungso mung biso ngreko lan nyangka..Gusti kang pareng idi lan pesti, kito sak dermo nglampahi..Berkah Dalem Gusti...

Yo wis kok aku jadi ngewes sana-sini, ini ada sisa pecel tak buatin buatmu dan masmu pasti udah laper tho perjalanan jauh, kok yo untung ada sisa ya nduk tapi ndak popo tho meski sisa?, Kinar mengangguk senang (:
Begitu banyak pesan Mak Paenah kepadaku sampai waktu menunjukkan hampir jam tujuh malam, selesai makan pecel Kinar menawarkan untuk mengantar Mak Paenah kerumahnya daripada jalan kaki malam-malam dengan menggendong piranti yang tidak ringan itu, tetapi ditolaknya halus oleh Mak Paenah.


Meski hanya pertemuan sederhana tapi hati Kinar bahagia, melihat si Emak masih sehat, sukses mengenalkan orang spesial kepada orang spesial juga dan tidak ketinggalan senang karena masih sempat merasakan sambel pecel sedep Emak meski sudah sisa-sisa.
Didepan masjid itu mereka berpisah, dan syal kesayangan Kinar tiba-tiba dia kalungkan dileher Mak Paenah. "Opo kie nduk ojo tho ikin selendang apik tenan?" "Ya sudah kalau apik buat emak aja aku sudah punya banyak lagian emak ga mau dianterin juga gak mau dibayar pecelnya" guman Kinar engan sedikit merayu...Mak Paenah akhirnya menyerah.
Dari arah berbalikan Kinar menatap sosok Mak Paenah dari kaca spion didalam mobil, semakin lama sosok itu blur an perlahan lenyap oleh malam.

Matanya menerawang ke langit, hati Kinar nampak trenyuh melihat langit mulai menangis kecil dengan gerimisnya tapi Mak Paenah tidak mau diantar pulang, bagaimana jika dia kehujanan pikirnya, aahk kenapa tadi dia tidak memaksa mengantarnya sampai rumah. Tiba-tiba tangan yang kuat mengusap rambutnya sambil mengatakan "udaaaaah percaya saja si Emak pasti baik-baik saja, berdoa dong sayang agar dia selalu dalam perlindungan apalagi untuk orang sebaik itu pasti Tuhan akan sangat sayang". Kegundahan Kinar sedikit mereda terganti senyum manis, menyadari bahwa si jantung hatinya itu sudah bisa mengerti kenapa sepincuk pecel itu sungguh berarti dalam hidupnya.


Sepincuk pecel Mak Paenah dengan sambel yang sedap harum daun jeruk purut, diracik sempurna oleh tangan yang kuat juga kokoh meski raganya tak sebanding dengan semangatnya itu mampu membawa Kinar menuju pendewasaan, menjadi manusia hidup penuh syukur juga semakun menghargai Ibunya. Sepincuk pecel itu mampu membuat Kinar menunduk kembali setelah menengadah melihat kebahagiaan yang selalu dari sisi materi, dan pedasnya sambal buatan si Mak Paenah selalu mengobarkan kembali semangatnya. Juga kesendirian Mak Paenah selama berpuluh-puluh tahun itu juga tidak sebanding dengan kesendiriannya jauh dari keluarga selama menjadi anak kost dari SMP hingga sekarang. Dengan kehidupan sesederhana itu Mak Paenah masih dengan legowo berbagi terhadap sesama, untung sedikit juga lebih sering jd tempat hutang makan orang-orang disekitarnya tetapi masih tetap bersyukur. Oh Tuhaaaaaaaaaan betapa bersahajanya dia, lamunan Kinar kabur seiring laju akuarium kuning itu.





Dua bulan kemudian.
Dengan bahagia Kinar menenteng kotak makanan, ada pizza, KFC juga Donuts, Kinar turun dari angkot dan jalan melenggang bahagia menuju jajaran orang-orang berjualan dikota tua itu. Dia berharap si Emak terkejut apalagi dia membawakan makanan yang tidak familiar dilidah si Emak, semoga dia suka gumannya.

Tapi lincak itu kosong, yang dilihatnya hanya mas Marwan yang leyeh-leyeh diteras gdung tua itu, saat mencoba menanyakan keberadaan si Emak mas Marwan justru menawarkan memboncengnya dengan sepeda kumbang menuju rumah si Emak, tentu saja Kinar mengamini karena melihat rumah emak adalah hal yang diidam-idamkannya sejak lama.

Tiba dirumah yang mungil, bambu-bambunya mulai peyot, hanya ada beberapa perabot, tampak syal yang dikenalinya nyantol disalah satu perabot itu, dapur dengan tungku, tapi aneh sekali rumah yang terletak didaerah dalam dengan sedikit kebon ini nampak sepi tidak ada tanda-tanda ada penghuninya.
Kinar menoleh ke mas Marwan yang anteng diatas sepedanya, "emak mana?"

Tubuhnya sontak lunglai saat ditunjuknya batu nisan oleh mas Marwan bertuliskan nama "Paenah" dibatu nisan itu.
Terimakasih mak kau telah memberikan bermilar pelajaran hidup dalam. sepincuk pecel. Matanya yang sembab mengantarkan Kinar berjalan menuju halte. Mas Marwan terlihat menikmati kotak makanan yang dibawa Kinar tadi dengan janji akan setia merawat makam Emak,

Selamat beristirahat Super Woman, pedasnya sambelmu akan terasa selalu.

Bumi perputar cuaca berganti, dan kuyakin tak perlu KUSESALI


Hah 'purple' !! tiba-tiba aku terbangun dari tidur malam bolong, entahlah hari ini begitu terburu-buru pulang dari kantor dan menunggu magrib dengan tidak sabarnya agar bisa cepat tidur selesai solat. Pukul 21.00 wib terbangun gara-gara mimpi yang sedikit konyol dan mimpi ini juga menguras energiku sehingga timbul bunyi kriuk-kriuk alias K E L A P A R A N.

Sambil menunggu pesan antar makanan aku melongo masih terheran-heran dengan mimpi tadi, adegan mimpi tadi tergambar dengan jelas aku sedang berinteraksi langsung dengannya, senyum tipis melengkung dibibirku sambil mulai mengorek kembali tatanan kenangan-kenangan yang tersusun rapi di loker ingatanku.

Kembali pada bulan april dua tahun lalu dimana aku bertemu dengan manusia yang sedikit angkuh namun berkemampuan lebih, garang tapi memiliki sisi melow-nya sendiri, keras tapi juga bisa meluluhkan diriku dengan kelembutannya. Sebuah warna baru mengisi hari-hariku meski dia hanya mempercayai adanya hitam dan putih. Selain tempat diskusi yang bagus dia juga guru imajinasi yang paling menginspirasi. Dia mengajariku bagaimana menaklukan dunia meski seluruh isi dunia menghukummu, mengajaraku memperjuankan apa yang benar-benar aku sukai. Malam itu adalah awal dari seluruh kebahagiaan, aku dapat menggenggam apa yang aku ragukan awalnya.
Menghabiskan waktu beberapa hari bersamanya seperti anugerah, melihat tingkah-tingkah konyolnya yang tentu saja tidak mudah untuk orang lain memiliki kesempatan seperti diriku. Apalagi melihat tempat yang indah bersamanya, benar-benar seperti mimpi sampai ditempat yang seperti nirwana itu aku berusaha bertanya dengn segenap alam..bukit, pohon-pohon tanpa daun, pasir yang putih, air biru yang menaburkan aroma belerang, kesemuanya menyaksikan kebahagiaan hatiku yang tiada tara dan mungkin mereka cemburu.

Berkali-kali aku tanyakan kepada seluruh elemen alam yang berada disekitarku apakah ini mimpi?apakah dia benar-benar milikku?aku aku akan bertemu dia kembali disuatu nanti? dan angin berhembus membelai seluruh badanku.

Sampai saat perpisahan tiba.....ada yang tak bisa aku kuasai, seperti rasa kehilangan yang dalam. Senyumnya, garis wajahnya, aromanya, kekonyolannya, ciumannya..aaah akan lenyap begitu saja?apa aku rela? tapi aku berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa pasti akan bersua kembali, dengar-dengar kalau kita menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh maka segenap alam akan membantu mewujudkanya, aku amini... dan aku melepasnya dengan tanpa melihat matanya :).



Setahun telah berlalu~
Deg-
degan seperti sedang menguasai tubuhku, berkali-kali mengintip jam untuk memastikan waktu akan berjalan cepat, dan aku akan memeluknya lagi. Ternyata waktu berjalan lambat aku menunggunya sampai terlelap. Sampai dering hpku berbunyi dan jantungku berdetak semakin kencang. Cinta itu...oh kami sudah menghirup udara yang sama, atmosfir yang sama hanya beberapa langkah lagi menuju-mu.

Meski setiap hari tanpa absen berdiskusi dan berbagi kebahagiaan dan kesukaran bersama tapi rasanya sangat berbeda jika aku melihatnya langsung, ya didepan mata kepalaku.
Manusia super sepertiku bisa saja menjadi tak punya daya seketika jika menatapnya, mukaku mungkin bersemu merah jambu busuk dengan rambut acak-acakan akibat ketiduran.

Aku sangat bahagia, lagi. Bisa merasakan semuanya darinya kecuali nyawa dari setiap gerakan, obrolan dan sentuhan itu. Aku merasakan ada yang kurang darinya, seperti bintang tanpa kerlipan...pasi aku merasakannya. Ada yang kurang bahkan ada yang hilang sebetapapun kau membangun hidup-hidup suasana saat itu.


~
Untukku kau selalu ada, untukku kau selalu bisa, apapun kau usahakan.~
Disisi lain aku selalu percaya kata hatiku, dan itu ada yang dia sembunyikan. Dan dia pamit untuk mengunungi orang sangat dihormatinya, aku iyakan dengan sepenuh doa. Sampai waktu yang sangat lama aku tahu dia ternyata tidak mengunjungi orang penting dalam hidupnya, tapi untuk bercinta engan wanita yang sangat terobsesi kepadanya.


~
Sangat sulit diceritakan, sangat sulit dirasakan~
Setiap hari orang-orang yang menyayangiku meneleponku untuk menanyakan apa aku sudah bisa merasakan sesuatu setiap terbangun dari tidur, jawabnya tidak! menangis dan tertawa tidak bisa terekspresikan, getir. Hingga ada malaikat bak ibu juga seorang sahabat membawaku ke pulau dimana bisa membuatku tertawa dan menangis (didoanya).
Dipulau itu aku meneriakkan kekesalanku dipantai, layaknya memaksa memecahkan bisul yang masih ranum, sampai aku terjungkal menangis tersedu-sedu, sakiiiiiiiiittttttt....!! siapa dia membuatku seperti ini.

Merasa lebih lega aku kembali kerutinitas sendirian, dengan sisa-sisa minuman semalam aku menakhlukan bandara itu. Menjadi manusia yang ikhlas dan takkan melawan apapun.

Warna itu..sudah pudar..bahkan lapuk...



*
tok tok..mbak ini pesanan makanannya* oh..iya mas terimakasih..telah membuyarkan lamunanku.

Hmm.....cinta kadang menyakitkan, bila tanpa kesetiaaan.

Aku, dia, dirinya, dan miliknya, sangat padat merayap.


Aku tersenyum...masih ada sisa-sia disepanjang jalan itu, setahun yang lalu.

Sejak saat itu aku bosan, bosan yang melelahkan.


*
tokoh aku dan dia dalam cerita ini mungkin hanya fiktif belaka