2/04/2010

Bumi perputar cuaca berganti, dan kuyakin tak perlu KUSESALI


Hah 'purple' !! tiba-tiba aku terbangun dari tidur malam bolong, entahlah hari ini begitu terburu-buru pulang dari kantor dan menunggu magrib dengan tidak sabarnya agar bisa cepat tidur selesai solat. Pukul 21.00 wib terbangun gara-gara mimpi yang sedikit konyol dan mimpi ini juga menguras energiku sehingga timbul bunyi kriuk-kriuk alias K E L A P A R A N.

Sambil menunggu pesan antar makanan aku melongo masih terheran-heran dengan mimpi tadi, adegan mimpi tadi tergambar dengan jelas aku sedang berinteraksi langsung dengannya, senyum tipis melengkung dibibirku sambil mulai mengorek kembali tatanan kenangan-kenangan yang tersusun rapi di loker ingatanku.

Kembali pada bulan april dua tahun lalu dimana aku bertemu dengan manusia yang sedikit angkuh namun berkemampuan lebih, garang tapi memiliki sisi melow-nya sendiri, keras tapi juga bisa meluluhkan diriku dengan kelembutannya. Sebuah warna baru mengisi hari-hariku meski dia hanya mempercayai adanya hitam dan putih. Selain tempat diskusi yang bagus dia juga guru imajinasi yang paling menginspirasi. Dia mengajariku bagaimana menaklukan dunia meski seluruh isi dunia menghukummu, mengajaraku memperjuankan apa yang benar-benar aku sukai. Malam itu adalah awal dari seluruh kebahagiaan, aku dapat menggenggam apa yang aku ragukan awalnya.
Menghabiskan waktu beberapa hari bersamanya seperti anugerah, melihat tingkah-tingkah konyolnya yang tentu saja tidak mudah untuk orang lain memiliki kesempatan seperti diriku. Apalagi melihat tempat yang indah bersamanya, benar-benar seperti mimpi sampai ditempat yang seperti nirwana itu aku berusaha bertanya dengn segenap alam..bukit, pohon-pohon tanpa daun, pasir yang putih, air biru yang menaburkan aroma belerang, kesemuanya menyaksikan kebahagiaan hatiku yang tiada tara dan mungkin mereka cemburu.

Berkali-kali aku tanyakan kepada seluruh elemen alam yang berada disekitarku apakah ini mimpi?apakah dia benar-benar milikku?aku aku akan bertemu dia kembali disuatu nanti? dan angin berhembus membelai seluruh badanku.

Sampai saat perpisahan tiba.....ada yang tak bisa aku kuasai, seperti rasa kehilangan yang dalam. Senyumnya, garis wajahnya, aromanya, kekonyolannya, ciumannya..aaah akan lenyap begitu saja?apa aku rela? tapi aku berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa pasti akan bersua kembali, dengar-dengar kalau kita menginginkan sesuatu dengan sungguh-sungguh maka segenap alam akan membantu mewujudkanya, aku amini... dan aku melepasnya dengan tanpa melihat matanya :).



Setahun telah berlalu~
Deg-
degan seperti sedang menguasai tubuhku, berkali-kali mengintip jam untuk memastikan waktu akan berjalan cepat, dan aku akan memeluknya lagi. Ternyata waktu berjalan lambat aku menunggunya sampai terlelap. Sampai dering hpku berbunyi dan jantungku berdetak semakin kencang. Cinta itu...oh kami sudah menghirup udara yang sama, atmosfir yang sama hanya beberapa langkah lagi menuju-mu.

Meski setiap hari tanpa absen berdiskusi dan berbagi kebahagiaan dan kesukaran bersama tapi rasanya sangat berbeda jika aku melihatnya langsung, ya didepan mata kepalaku.
Manusia super sepertiku bisa saja menjadi tak punya daya seketika jika menatapnya, mukaku mungkin bersemu merah jambu busuk dengan rambut acak-acakan akibat ketiduran.

Aku sangat bahagia, lagi. Bisa merasakan semuanya darinya kecuali nyawa dari setiap gerakan, obrolan dan sentuhan itu. Aku merasakan ada yang kurang darinya, seperti bintang tanpa kerlipan...pasi aku merasakannya. Ada yang kurang bahkan ada yang hilang sebetapapun kau membangun hidup-hidup suasana saat itu.


~
Untukku kau selalu ada, untukku kau selalu bisa, apapun kau usahakan.~
Disisi lain aku selalu percaya kata hatiku, dan itu ada yang dia sembunyikan. Dan dia pamit untuk mengunungi orang sangat dihormatinya, aku iyakan dengan sepenuh doa. Sampai waktu yang sangat lama aku tahu dia ternyata tidak mengunjungi orang penting dalam hidupnya, tapi untuk bercinta engan wanita yang sangat terobsesi kepadanya.


~
Sangat sulit diceritakan, sangat sulit dirasakan~
Setiap hari orang-orang yang menyayangiku meneleponku untuk menanyakan apa aku sudah bisa merasakan sesuatu setiap terbangun dari tidur, jawabnya tidak! menangis dan tertawa tidak bisa terekspresikan, getir. Hingga ada malaikat bak ibu juga seorang sahabat membawaku ke pulau dimana bisa membuatku tertawa dan menangis (didoanya).
Dipulau itu aku meneriakkan kekesalanku dipantai, layaknya memaksa memecahkan bisul yang masih ranum, sampai aku terjungkal menangis tersedu-sedu, sakiiiiiiiiittttttt....!! siapa dia membuatku seperti ini.

Merasa lebih lega aku kembali kerutinitas sendirian, dengan sisa-sisa minuman semalam aku menakhlukan bandara itu. Menjadi manusia yang ikhlas dan takkan melawan apapun.

Warna itu..sudah pudar..bahkan lapuk...



*
tok tok..mbak ini pesanan makanannya* oh..iya mas terimakasih..telah membuyarkan lamunanku.

Hmm.....cinta kadang menyakitkan, bila tanpa kesetiaaan.

Aku, dia, dirinya, dan miliknya, sangat padat merayap.


Aku tersenyum...masih ada sisa-sia disepanjang jalan itu, setahun yang lalu.

Sejak saat itu aku bosan, bosan yang melelahkan.


*
tokoh aku dan dia dalam cerita ini mungkin hanya fiktif belaka

Tidak ada komentar: